"Semua disiram bahkan si pelaku kena juga sedikit bensin itu. Setelah terbakar semuanya teriak-teriak saat itu," jelas Ngadianto.
Ngadianto menambahkan, K langsung lari keluar rumah dan melompat ke selokan untuk memadamkan api di tubuhnya.
Sedangkan W dan N di dalam saling memadamkan api.
"K itu lari ke luar rumah, dia lompat masuk ke selokan. Setelah itu dibantu warga dibawa duluan ke Rumah Sakit Pekerja," kata Ngadianto.
"Di dalam kan masih tiga orang, menyusul warga masuk membantu," imbuh dia.
Ngadianto mengatakan, setelah warga membantu W, suami serta anak-anaknya, tak lama kemudian polisi dan petugas pemadam kebakaran datang ke lokasi.
"Setelah itu polisi dan pemadam kebakaran datang," ucap Ngadianto.
Siti mengatakan, W dan dua anaknya sempat tidak mendapat pertolongan pertama di rumah sakit.
Siti harus bolak-balik ke RSU Pekerja untuk mengurus kebutuhan dan dokumen K.
"Sampai saya komplain kepada pihak RS, 'Saya dikenakan biaya di sini, kenapa keponakan saya tidak diberikan makan loh, harus saya yang kasih, sedangkan saya harus urus anaknya di rumah sakit lain'" ujar Siti.
"Masa sudah tergeletak di RS (W dan N), tapi enggak dibersihin atau ditindaklanjuti. Masih seperti itu saja," lanjut dia.
Setelah itu, Siti disarankan oleh kerabat lain agar W dan N dirujuk pindah perawatan ke RSUD Tarakan. Pihak RS sempat menanyakan surat rujukan lain, tetapi kata Siti, dokumen pribadi milik W yang tersisa hanya satu lembar fotokopi kartu keluarga (KK).
Hal itu dikarenakan semua dokumen milik W ikut dibakar oleh US.
"Saya bilang, 'Semua terbakar, pak'. Jadi pakai NIK dari KK," kata Siti.
Akhirnya, W dan N dipindahkan ke RSUD Tarakan. W terlebih dulu dipindahkan pada Jumat dini hari karena sudah dapat rujukan.