Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aniaya D hingga Tak Berdaya, Mario Dandy: Saya Gelap Mata, Tak Ada Rasa Kasihan ke Dia

Kompas.com - 04/07/2023, 21:30 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Mario Dandy Satriyo mengakui bahwa dia gelap mata dan tak merasa kasihan kepada korban D, saat menganiaya korban hingga terkapar tak berdaya.

Hal itu disampaikan Mario kepada Hakim Anggota Tumpanuli Marbun dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (4/7/2023) malam.

Tumpanuli mulanya menanyakan alasan Mario terus memukuli D, padahal D sudah tersungkur di tanah dan tak berdaya. Mario lalu menjawab, dia sedang emosi dan marah.

"Niat saudara untuk apa? Untuk supaya (korban) mati?" tanya Tumpanuli kepada Mario.

"Karena di situ saya emosi, saya enggak lihat kondisinya bagaimana," jawab Mario.

"Lho, saudara kan yang melakukan, tahu toh kondisinya, sudah dalam keadaan capek dia push up, keadaan capek dia sikap tobat," tanya Tumpauli lagi ke Mario.

Baca juga: Mario Dandy Mengaku Bikin Skenario Shane Lukas Provokasi Dirinya untuk Aniaya D

Mario lalu mencoba untuk memotong omongan hakim. Belum selesai Mario menjawab, tiba-tiba Tumpauli membentak terdakwa.

"Pada saat itu saya...," ucap Mario.

"Iya, saudara diam dulu. Saudara tendang lagi dalam keadaan terkapar? Itu masih saudara tetap pengin untuk memukulinya? Karena saudara masih emosi?" tanya Tumpanuli dengan nada tinggi.

Mario lalu membenarkan bahwa dia emosi sehingga terus memukuli korban, meski korban sudah dalam keadaan terkapar.

"Iya, Yang Mulia," kata Mario.

Baca juga: Dalam Sidang, Mario Dandy Mengaku Beri Keterangan Palsu ke Polisi


Tumpanuli menggali lebih dalam lagi keterangan Mario. Ia bertanya soal niat di balik aksi penganiayaan tersebut.

Pertanyaan itu timbul karena niat awal Mario ingin klarifikasi tentang dugaan pelecehan yang dilakukan oleh D kepada AG.

"Terus niat saudara apa? Sudah pun keadaan tidak berdaya lagi, keadaan terkapar, berlumuran darah, kalau betul-betul niatmu dari awal untuk klarifikasi, seharusnya pemukulan itu tidak terjadi," imbuh Tumpauli.

Mario menjawab, saat itu dia tidak memperhatikan lagi kondisi korban. Mario hanya melihat korban terkapar di aspal dan tak bergerak sama sekali.

Baca juga: Mario Dandy Dibentak Hakim Saat Beri Keterangan dalam Sidang

Terdakwa Mario pun membeberkan alasan di balik penganiayaan D.

"Pada saat saya menganiaya, saya tidak memperhatikan kondisinya seperti apa. Saya cuma tahu dia sudah di bawah. Karena dia tidak ada perlawanan, dia tidak ada ampun, dia cuma diam. Saya enggak ada rasa kasihan sama dia saat itu. Saya sudah gelap mata saat itu," ungkap Mario.

"Nah, apa yang membuat saya sampai seperti itu? Karena pada saat saya ngobrol itu, dia bilang dia tuh enggak tahu kalau saya sudah pacaran sama pacar saya pada saat itu (AG). Menurut saya, enggak logis itu," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com