Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Nekatnya Penipu Modus "Like" dan "Subscribe": Pakai Platform Resmi dan Beraksi Sendiri-sendiri demi Untung Lebih

Kompas.com - 08/07/2023, 16:48 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pelaku penipuan dengan modus pekerjaan like dan subscribe semakin nekat dalam melancarkan aksinya.

Hal itu sengaja mereka lakukan untuk meyakinkan para korban sampai akhirnya teperdaya.

Pakai platform resmi

Panit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Ipda Satrio mengatakan, penipu modus pekerjaan like dan subscribe biasa menggunakan platform resmi untuk meyakinkan korbannya.

"Platform yang digunakan untuk penipuan itu platform resmi, seperti Shopee dan sebagainya," ujar Satrio usai acara Diskusi Forum Wartawan Polri, Waspada Kejahatan Siber, di Jakarta Selatan, Jumat (7/7/2023).

Baca juga: Waspada, Penipu Modus Like dan Subscribe Pakai Platform Resmi untuk Bohongi Korban

"Seolah-olah tim itu disediakan oleh Shopee yang resmi, padahal tidak," ujar dia.

Modus operandi

Korban awalnya diberi tugas untuk memberi like dan subscribe ke salah satu akun media sosial yang ditentukan pelaku. Setelah melakukan itu, korban akan mendapatkan komisi langsung.

Lama kelamaan tugas yang diberikan meningkat menjadi membeli barang di marketplace. Pelaku membagikan daftar barang yang harus segera dibayar oleh korban.

Semakin mahal harga barangnya, semakin besar komisi yang akan diterima korban.

Korban yang selalu mendapatkan komisi dari tugas-tugas sebelumnya menjadi percaya dan terus melakukan tugas tersebut sampai akhirnya mereka tertipu.

Beraksi sendiri-sendiri demi untung lebih banyak

Baca juga: Demi Untung Lebih Banyak, Para Penipu Modus Like dan Subscribe Beraksi Sendiri-sendiri

Satrio mengatakan, pelaku penipuan dengan modus like dan subscribe tak saling terkait satu sama lain.

Ia menjelaskan, walaupun terkesan berkelompok dan menipu korban dari daerah yang sama, ternyata para pelaku penipuan berbeda kelompok.

"Saya enggak bisa bilang komplotan ya, karena pasti pelakunya mungkin di daerah itu anggaplah A dan B, tetapi dia tidak terkait satu sama lain," jelas Satrio.

"Walaupun di dalam satu kampung itu sama bermain itu," tambah dia.

Satrio menjelaskan, keuntungan hasil menipu ini tak cukup apabila dibagikan secara berkelompok.

Pelaku diketahui ingin menipu dengan jumlah korban yang banyak dan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya.

Baca juga: Polisi: Kerugian Korban Penipuan Modus Like dan Subscribe hingga Ratusan Juta Rupiah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com