JAKARTA, KOMPAS.com - Sutinah (58), penjual daging ayam di Pasar Cibubur, Jakarta Timur harus menombok modal setiap hari lantaran harga daging ayam yang melejit tajam dalam sebulan terakhir.
Harganya kini menyentuh Rp 35.000 per kilogram (kg).
"Yang ayam belah empat itu kan dulu kita belanja cuma Rp 26.000 atau Rp 27.000, kita bisa jual Rp 28.000. Sekarang yang ukuran belah empat aja kalau kita modal itu Rp 34.000, kita jual cuma Rp 31.000 atau Rp 32.000 per ekor, nombok Rp 2.000," kata Sutinah saat ditemui Kompas.com di lapaknya, Rabu (12/7/2023).
Meski sudah dijual di bawah harga modal, masih banyak pembeli yang bertanya-tanya mengapa daging ayam mahal.
Pembeli protes saat harus membayar Rp 30.000 dari yang sebelumnya Rp 27.000 untuk ukuran tertentu.
"Sedangkan kita beli Rp 34.000-Rp 35.000 itu kita jual Rp 30.000- Rp 31.000 sekilo aja dia langsung protes 'kok potongannya kecil', ya memang ayam ukuran di bawah sekilo itu kan kecil banget, yang delapan ons sembilan ons. Tetap aja dia protes," tutur dia.
Padahal, kata Sutinah, sebelum lebaran Idul Adha, harga daging ayam masih berkisar Rp 25.000-Rp 27.000 per kg.
Ia menilai, lonjakan harga saat ini memang jadi yang tertinggi sejak Sutinah menjadi penjual daging ayam dari tahun 1982 silam.
Baca juga: Tumpukan Sampah di Pantai Mangrove Muara Angke Akhirnya Dibersihkan
"Kenaikan sekarang ya yang parah, bayangin aja dari harga Rp 25.000, Rp 27.000 sampai ke Rp 35.000, berapa lipat tuh naik. Itu harga satu ukuran yang per kilo," kata Sutinah.
"Harga Rp 35.000 itu sudah ada hampir sebulan. Sebelum lebaran haji kan belum naik banget, ya kita wajarlah kalau mau lebaran naik, ternyata sampai sekarang pun enggak turun," celetuk dia.
Sutinah tidak tahu apa penyebab daging ayam begitu mahal saat ini. Sebab, untuk ketersediaan, menurut dia tidak ada hambatan sama sekali.
"Dari yang memasok sudah mahal, ya dia bilangnya dari kandang juga sudah mahal. Enggak tahu juga kenapa harganya terus naik. Kalau ayam pasti banyak, ayam itu ada aja ayam mah. Tapi ya harganya kayak gitu," kata Sutinah.
Saat harga masih berkisar Rp 25.000-Rp 27.000, Sutinah sanggup menjual hingga 50-70 ekor ayam per hari.
Baca juga: Orangtua Siswa Berkebutuhan Khusus di Tangsel Desak Polisi Tangkap Pelaku Lain yang Culik Anaknya
"Kita biasanya bawa 50-70 (ekor), sekarang paling bawa 35-40 (ekor), jadi ya sudah secukupnya kita saja, kita enggak mau kerugian, kalau kita ngambilnya banyak, nomboknya tetap banyak," tutur dia.
Sutinah berharap agar pemerintah bisa mengecek kenaikan harga daging ayam yang tidak kunjung turun ini dan segera mengatasinya.
"(Harapannya) dicek, sampai di harga normal aja, enggak di bawah itu enggak apa-apa. Kasihan masyarakat kayak kita yang jualan kayak gini, kasihan capek doang enggak dapat apa-apa," tandas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.