DEPOK, KOMPAS.com - Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang akan dibangun di Depok, Jawa Barat, bakal mengolah sampah menjadi refused-derived fuel (RDF).
Adapun RDF akan digunakan pabrik semen untuk bahan bakar setara batu bara muda yang diolah dari sampah.
"Sampah kami itu nanti diolah (di TPST) menjadi RDF," ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Abdul Rahman, melalui sambungan telepon, Jumat (14/7/2023).
Menurut dia, TPST di Kota Depok nantinya mampu mengolah 300 ton sampah per hari menjadi RDF.
Sebagai informasi, saat ini terdapat 1.100 ton sampah yang dikirim ke TPA Cipayung setiap hari.
Baca juga: Truk Sampah Mengular di TPA Cipayung, Antreannya hingga 2 Persimpangan Jalan
Di satu sisi, Abdul belum mengungkapkan berapa banyak volume RDF yang dapat dihasilkan dari 300 ton sampah itu.
"(TPST) bisa mengolah 300 ton sampah per hari," ucap Abdul.
Ia menyebutkan, TPST akan terinstal di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok.
Pihak yang akan mendirikan instalasi pengolahan sampah itu adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut Abdul, proses pembangunan TPST berlangsung pada tahun ini.
Baca juga: TPA Cipayung Tak Layak, Pemkot Depok Didorong Gunakan Teknologi Pengolahan Sampah
Kata dia, proses awal pembangunan dimulai dari pembuatan detail engineering design (DED).
Setelah itu, dilanjutkan pelelangan jasa konstruksi pembangunan TPST.
"Untuk progresnya, 2023 ini akan dilakukan pembuatan DED, basic design, sampai dengan pelelangan (jasa konstruksi), semua dilakukan oleh Kementerian PUPR," ucap Abdul.
Ia menyebutkan, berdasar informasi dari Kementerian PUPR, proses lelang jasa konstruksi itu akan rampung pada akhir 2023.
Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan konstruksi TPST akan berlangsung pada 2024.
Baca juga: PR Berat Persoalan Sampah di Depok, Masih Layakkah TPA Cipayung?
Kata Abdul, pembangunan konstruksi TPST akan berlangsung selama setahun.
Berdasarkan lini waktu tersebut, TPST di TPA Cipayung bakal beroperasi pada 2025.
"Nah, kalau berdasarkan timeline yang mereka sampaikan kepada kami, 2023 ini selesai pelelangan sehingga 2024 itu pelaksanaan pembangunan fisiknya, konstruksinya," ucap Abdul.
"(Pembangunan) diperkirakan sampai dengan satu tahun dan 2025 harapan kami semua bisa beroperasi," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.