JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas pelayaran dan bongkar muat barang sejumlah kapal layar motor (KLM) di Pelabuhan Sunda Kelapa, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, tengah terganggu.
Pasalnya, ada bangkai KLM di area gudang 9 yang karam sebagian akibat kebakaran pada April 2023 dan belum dapat dievakuasi.
Alhasil, aktivitas pelayaran dan bongkar muat barang dari gudang 9 sampai area Pelra terdampak.
Kapal-kapal yang tidak bisa berlayar tersebut hanya bersandar di sepanjang Dermaga Pelabuhan Sunda Kelapa dan menunggu evakuasi bangkai kapal itu.
Sementara itu, sejumlah KLM yang hendak bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa kini hanya mengantre menunggu giliran masuk.
Hanya area kapal besi yang bisa beroperasi karena memiliki jalur yang berbeda dengan KLM.
Nakhoda dan anak buah kapal (ABK) menderita. Mereka terjebak hampir tiga bulan terakhir di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Selain mereka, ada juga para kuli angkut yang turut berdampak. Penghasilan menurun dari biasanya karena minimnya aktivitas bongkar muatan.
Bangkai kapal ini membuat Oji tidak punya penghasilan selama tiga bulan terakhir. Alhasil, dia juga tidak bisa menafkahi keluarga di rumah.
Mereka bahkan terpaksa berutang untuk menafkahi keluarganya.
“Kalau kami ini kan, kalau enggak jalan, enggak dapat duit. Soalnya kan kapal bagi hasil. Sudah berlayar, pulang, baru ada hitungannya,” ungkap Oji saat ditemui Kompas.com di Pelabuhan Sunda Kelapa pada Kamis (13/7/2023).
“Kalau kapal mandek kayak begini, ya enggak ada hitungannya,” tutur Oji melanjutkan.
Suatu waktu, istrinya meminta sejumlah uang untuk membeli beras.
Sama seperti sebelumnya, ia tidak bisa mengirimkan uang karena tak menerima upah.
“Istri minta duit mau beli beras, enggak ada. Mau bagaimana? Mau minta sama siapa di sini?” keluh Oji.