"Pada saat ini, itu (anak D) bersosialisasi bisa, tetapi memang ada beberapa kali gejala eksplosif atau perkataan yang dalam tanda kutip itu muncul," jawab Tatang.
"Itu terjadi secara spontan, karena ada area otak yang rusak. Karena memang fungsi otak untuk mengontrol emosi yang berlebih itu masih terganggu," sambung dia.
Tatang mengatakan, upaya untuk menekan respons eksplosif yang terjadi pada D sudah dilakukan.
Baca juga: Gara-gara Dianiaya Mario Dandy, Emosi D Jadi Meledak-ledak karena Fungsi Otak Rusak
Namun demikian, obat itu masih dalam proses bekerja sehingga perbaikan terkait kerusakan otak D belum terlalu banyak.
Tatang yang masih terus memantau kondisi D juga sedang berusaha untuk memulihkan korban yang kini belum stabil.
"Terus terang saya enggak bisa prediksi berapa persen, karena anak ini membaik pun sebenarnya mukjizat. Karena sewaktu sampai minggu ketiga kami rawat, itu dia cuma bisa buka mata dan berontak," kata dia.
Tatang menyebut kondisi D tidak stabil setelah dianiaya habis-habisan oleh Mario Dandy. Salah satu dampak yang terlihat secara jelas adalah cara bicara D.
"Kalau kondisi mental anak ini, seperti apa?" tanya Alimin kepada Tatang.
"Bagus, tetapi tidak stabil. Jadi memang kalau misalnya kami ajak dia ngobrol, memang bahasanya ada beberapa yang tidak nyambung," ucap Tatang menjawab pernyataan Alimin.
Tatang lalu melanjutkan omongannya bahwa D diminta untuk segera bersekolah agar korban bisa segera bersosialisasi.
Baca juga: Kondisi D Setelah Dihajar Habis-habisan oleh Mario Dandy, Ahli Saraf: Bicaranya Tidak Nyambung
Namun, lanjut Tatang, dirinya juga meminta pengertian kepada orangtua dan pihak sekolah karena korban D masih dalam proses pemulihan.
"Jadi, apabila terdapat salah bahasa, salah perilaku, dikasih tahu supaya bisa diberikan pengertian secara pelan-pelan supaya dia bisa mengerti. Dan sampai hari ini, kondisi masih berjalan, masih sedikit labil," tutur Tatang.
Lebih lanjut, Tatang menyampaikan bahwa D tidak bisa diajak berbicara hal yang kompleks dan terlalu dalam.
Mulanya, Tatang ditanya oleh Alimin soal bagaimana anak D menangkap informasi dari lingkungan sekitar.
"Cukup lumayan, bisa mengerti. Untuk hal-hal sederhana masih bisa, tapi untuk hal-hal kompleks, masih belum," ucap Tatang.