Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Kerja Sindikat Curanmor Asal Lampung, Gasak Motor lalu Angkut Pakai Pikap yang Ditumpuk Kasur

Kompas.com - 08/08/2023, 09:29 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sindikat asal Lampung berhasil diringkus polisi saat mereka hendak mengangkut sepeda motor hasil curian dari Jakarta menuju Lampung, Sabtu (5/8/2023) lalu.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi mengatakan, pengungkapan bermula dari laporan kehilangan sepeda motor. Kendaraan roda dua milik wartawan Kompas.com, Nirmala Maulana Achmad (28), hilang digondol maling di Jalan Flamboyan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (3/8/2023).

"Masyarakat melihat keberadaan sepeda motor korban yang akan dikirim ke Lampung menggunakan satu unit mobil jenis pikap," ungkap Syahduddi dalam konferensi pers di Mapolsek Tambora, Senin (7/8/2023).

Baca juga: Sepeda Motor Milik Wartawan Hilang di Kebon Jeruk Jakarta Barat

Mengetahui hal itu, polisi lantas memantau lokasi yang dilaporkan warga. Pada Sabtu sekitar pukul 01.30 WIB, lanjut dia, mobil mulai meninggalkan lokasi loading kendaraan dan langsung dibuntuti oleh anggota Unit Reskrim Polsek Tambora.

Sekitar 30 menit kemudian, polisi menghentikan mobil itu di Jalan Puri Jaya, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Mobil pikap tersebut kedapatan membawa dua unit sepeda motor.

Disembunyikan dalam pikap

Polisi menilai komplotan ini cukup lihai menyembunyikan barang hasil curian di dalam mobil pikap yang ditumpuk kasur. Dengan begitu, kejahatan mereka tidak diketahui polisi.

"Muatan di bak mobil pikap tersebut secara kasat mata hanya membawa kasur busa yang disusun dengan sangat rapi, dan bagian atasnya ditutup dengan terpal berwarna oranye," papar Syahduddi.

"Namun, jika dicek dengan lebih teliti terlihat didalam bak mobil tersebut ada dua unit sepeda motor," sambung dia.

Baca juga: Motor Wartawan yang Hilang di Kebon Jeruk Ditemukan Saat Akan Dikirim ke Lampung

Para pelaku yang mengangkut motor curian itu ditangkap, lalu digiring ke kantor polisi. Polisi lantas melakukan pengembangan di rumah toko (ruko) yang menjadi tempat motor curian disimpan.

"Ruko ini adalah toko yang berjualan kasur busa. Saat dilakukan penggerebekan, di ruko ini berhasil ditangkap tiga orang pelaku lainnya berikut tiga unit sepeda motor lagi," ujar Syahduddi.

Peran para pelaku

Syahduddi menyampaikan, total ada 10 tersangka dalam kasus ini, yakni EP (33), MA (28) dan MSA (19) yang berperan sebagai pengepul. Polisi juga menangkap JPP (29), IP (19), FH (28), dan F (22) sebagai transporter atau pengantar. Tiga tersangka lainnya berinisial C, SS, dan J masuk daftar pencarian orang (DPO).

Syahduddi menjelaskan setelah dicuri, motor korban dijemput oleh tersangka MA, EP, dan MSA atas perintah pengendali asal Lampung berinisial CH serta SS.

"Mereka bertiga diberi tugas dari pengendali di Lampung yaitu menjemput motor curian, mengumpulkan motor tersebut di ruko di dalam Perumahan Puri Jaya, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis," terangnya.

Baca juga: Sindikat Asal Lampung Sembunyikan Motor Curian Pakai Kasur Dalam Pikap

Motor curian nantinya akan diambil ketiga tersangka di lokasi yang ditentukan oleh si pengendali. Salah satu motor itu milik Nirmala.

"Tersangka EP yang menerima tugas dari SS untuk menjemput satu unit Motor Honda vario warna merah, tahun 2019 plat AG 6371 AG milik Nirmala Maulana Achmad, wartawan salah satu media online pada Jumat dini hari," jelas dia.

Motor hasil curian ini dibawa kernet berinisial IP ke ruko penyimpanan. Pelaku CH dan SS memerintahkan agar motor dibawa ke pelaku lain yakni JO di Lampung Tengah. Dari tangan para pelaku, petugas mengamankan lima unit sepeda motor milik korban.

Jadi pekerjaan utama

Kata Syahduddi, para pelaku menjadikan aksi curanmor sebagai pekerjaan utama mereka. Terlebih, upah yang didapatkan bisa mencapai Rp 800.000 per satu unit motor.

"Iya, betul (curanmor dijadikan profesi). Motifnya dapat kami sampaikan adalah ekonomi karena memang dari mulai pengepul, transporter sampai dengan pengendali itu mereka ada bagiannya masing-masing," ucap Syahduddi.

Baca juga: Polisi: Sindikat Asal Lampung Jadikan Pencurian Motor sebagai Pekerjaan Utama

Seorang pengepul, misalnya, bisa mengantongi upah sebesar Rp 500.000 per satu unit motor. Ketika motor itu dikirimkan dari Jakarta menuju Lampung, maka pengepul mendapatkan Rp 800.000.

"Dan ketika motor-motor itu sudah di Lampung dan diperjualbelikan secara ilegal, di sana harganya kisaran antara Rp 6 juta hingga Rp 7 juta per unit motor," imbuh dia.

Kini, para pelaku telah ditahan di Mapolsek Tambora. Atas perbuatannya, mereka dijerat Pasal 481 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penadahan dan atau Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com