JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk beberapa hari terakhir ini. Data dari IQAir, indeks kualitas udara di Jakarta pagi ini saja mencapai 176 pada pukul 06.00 WIB.
Dengan indeks demikian, kualitas udara Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat.
Baru sepagi ini, cemaran konsentrasi partikulat matter (PM) 2,5 di Jakarta juga tercatat 103 mikrogram per meter kubik (µgram/m3).
Angka ini 12,8 kali lebih tinggi dari ambang batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Sejumlah Warga Derita ISPA
IQ Air bahkan merekomendasikan masyarakat untuk menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor. Masyarakat juga diminta menghindari aktivitas di luar ruangan.
Adapun memburuknya kualitas udara sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Pada Kamis (10/8/2023) saja, indeks kualitas udara masih cukup tinggi, yaitu 161 atau tidak sehat.
Bahkan buruknya kualitas udara Jakarta yang terjadi beberapa waktu terakhir ini turut jadi perhatian sejumlah media asing. Berikut pemberitaannya:
Media yang berpusat di London, Inggris tersebut menulis pemberitaan dengan judul "Ibu kota Indonesia dinobatkan sebagai kota paling tercemar di dunia."
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Heru Budi: 50 Persen Disumbang Polusi dari Transportasi
Dalam beritanya, Reuters menulis Jakarta telah menduduki puncak daftar sebagai kota paling tercemar di dunia pada Rabu, (9/8/2023).
Jakarta disebut secara konsisten menempati peringkat di antara 10 kota paling tercemar secara global sejak Mei, berdasarkan data perusahaan teknologi kualitas udara Swiss IQAir.
Jakarta, yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa, mencatat tingkat polusi udara yang tidak sehat hampir setiap hari berdasarkan data dari perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, IQAir.
Media asal negara tetangga, Vietnam Plus, turut memberitakan buruknya kualitas udara Jakarta dengan judul, "Polusi udara serius melanda Jakarta" pada Kamis (10/8/2023).
Baca juga: DPRD DKI Minta Polusi Udara Segera Diatasi karena Berpotensi Timbulkan Efek Bola Salju
Vietnam Plus turut menyoroti Jakarta yang menjadi kota besar paling tercemar di dunia pada 10 Agustus 2023.
Selama seminggu terakhir, Jakarta dan sekitarnya yang berpenduduk sekitar 30 juta orang telah melampaui kota-kota berpolusi berat lainnya termasuk Riyadh di Arab Saudi, Doha di Qatar, dan Lahore di Pakistan.
Adapun polusi berat ini berdasarkan tingginya konsentrasi partikel kecil yang dikenal sebagai PM2.5 yang dapat menembus saluran udara dan berakibat pada masalah pernapasan.
Tak hanya soal konsistensi Jakarta menempati posisi sepuluh kota dengan polusi udara paling buruk sedunia, South China Morning Post (SCMP) bahkan turut menyoroti keluhan warga Ibu Kota atas kondisi ini.
Baca juga: DPRD DKI Usul Tarif Tol dan Pajak Kendaraan Dinaikkan untuk Atasi Polusi Udara
SCMP juga menggarisbawahi keluhan penduduk Jakarta telah lama mengeluhkan udara beracun dari lalu lintas yang kronis, asap industri, dan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Bahkan, SCMP juga menyoroti gugatan masyarakat atau class action pada 2021 yang menuntut pemerintah mengambil tindakan untuk mengendalikan polusi udara.
Kenyataannya, SCMP menulis tingkat polusi terus memburuk meskipun gugatan buruknya kualitas udara dimenangkan penduduk Jakarta dua tahun lalu.
Di sisi lain, Asia Financial membandingkan penanganan emisi Jakarta dengan India yang turun sebesar 33 persen sejak 2005 hingga 2019. Berita ini ditulis dengan judul, "Emisi India Turun Drastis; tapi Jakarta Jadi Kota Terpolusi Dunia."
Baca juga: Solusi Heru Budi Atasi Buruknya Kualitas Udara Jakarta: Kendaraan Listrik dan Tanam Pohon
Asia Financial menulis, India yang disebut sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, mengalami penurunan emisi yang lebih signifikan dari perkiraan.
Asia Financial menulis keberhasilan itu tak lepas dari pemerintah yang merangkul energi terbarukan dan memperluas kawasan hijaunya.
Hal ini berkebalikan dengan kondisi di Jakarta yang justru tak kunjung membaik. Asia Financial juga menyoroti langkah pemerintah yang ingin memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur sebagai solusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.