Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicip Segelas Kopi Es Tak Kie, Kopi "Satu Abad" di Gang Gloria yang Legendaris

Kompas.com - 14/08/2023, 08:47 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi, Gang Gloria di Glodok, Jakarta Barat, selalu menjadi destinasi kuliner favorit para wisatawan di Ibu Kota yang gemar akan kentalnya nuansa khas Tionghoa.

Termasuk kedai kopi tradisional "Kopi Es Tak Kie" yang nyaris berusia satu abad ini.

Letaknya ada di sebelah kiri gang, jika masuk dari arah Stasiun Jakarta Kota. Kedai kopi ini bak menyatu dengan gerai kuliner lainnya dengan warna putih senada.

Jika kurang teliti, mungkin kamu akan melewatkan lokasi tersebut. Jadi, jalanlah perlahan, perhatikan satu per satu nama kios yang terpampang.

Baca juga: Pasang Surut Roti Gelora Bertahan dari Zaman ke Zaman, Pernah Bagikan Produk Gratis untuk Promosi

Ini kali pertama Kompas.com mengunjungi kedai kopi legendaris tersebut. Maka, setelah melihat plang "Kopi Es Tak Kie", seperti ada rasa senang menyeruak. Saya pun melangkah masuk.

Seorang wanita pertengahan 40-an langsung menyambut. "Mau pesan apa?" kata dia.

Pilihan saya pun terarah pada menu kopi susu dingin yang dibanderol Rp 22.000 segelasnya. Sembari menunggu pesanan tiba, saya berkeliling sebentar.

Rupanya kios ini terdiri atas dua gerai yang menyatu. Tidak banyak kursi di dalamnya. Ada sekitar 12 meja yang masing-masing dikelilingi empat buah kursi.

Nuansa di dalam pun terasa nyaman meski tidak ada pendingin ruangan. Perhatian saya tertuju pada satu sisi dinding yang penuh bingkai foto.

Baca juga: Aroma Roti Manis Menyeruak di Gang Obat Jatinegara, Berasal dari Toko Legendaris Gelora...

Di dalamnya ada tulisan-tulisan koran seputar Kopi Es Tak Kie yang diabadikan pemilik dalam beberapa bingkai kaca. Tak hanya itu, ada pula bingkai foto berisi gambar-gambar sejumlah tokoh nasional yang pernah mampir ke kedai ini.

Termasuk Presiden Joko Widodo pada beberapa kesempatan. Kemudian ada pula momen kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful. Serta sejumlah artis Ibu Kota, ada Ruben Onsu dan Ivan Gunawan.

Bergeser sedikit ke ruang satunya, pengunjung bisa melihat langsung dapur "Kopi Es Tak Kie" yang mengebul, menyiapkan pesanan.

Di atas etalase dapur ini, terpampang jelas tulisan Kopi Es Tak Kie, lengkap dengan aksara Mandarin-nya.

Baca juga: Roti Gelora, Bakery Jadul di Jatinegara yang Masih Bertahan Lebih dari Setengah Abad

Usai berkeliling, saya pun memilih duduk di salah satu kursi, sambil menyesap kopi susu dingin yang tersaji dalam sebuah gelas kaca rumahan yang bening.

Beruntung siang itu, saya bertemu Koh Ayauw, yakni generasi ketiga pemilik "Kopi Es Tak Kie" dan berbincang sejenak.

Koh Ayauw bercerita, kedai yang sudah berusia 96 tahun ini adalah milik sang kakek yang diwariskan kepada ayahnya hingga turun pada Koh Ayauw dan kini dikelola oleh putranya bernama Willi.

"Saya generasi ketiga, yang punya kakek saya, (lalu) ayah saya, (kemudian) saya. Sekarang generasi keempat berarti anak saya," ujar Koh Ayauw kepada Kompas.com, Rabu (9/8/2023).

Menariknya, kata Koh Ayauw dulu kakeknya tidak menjual kopi. Resep kopi pun baru ada di generasi kedua yakni sejak ayah Koh Ayauw yang berjualan.

Baca juga: Deretan Kios Biskuit Khong Guan di Depan Pabriknya, Temukan Wafer Ikonis yang Tak Dijual di Supermarket

Sebab, pada masa itu pelanggan yang datang ke kedai ini hanyalah mereka yang ingin menyantap bubur. Kakek Koh Ayauw menjual bubur saja saat itu.

"Kalau generasi pertama jualnya bubur sama bubur kacang ijo. Kalau zaman baheula dulu, misal contoh bakmie enggak ada, nasi campur enggak ada, es kopi enggak ada, yang ada apa? Bubur," ujar dia.

"Bubur putih, trus ada piring kecil isinya sayur asin, kacang tanah digoreng, digongseng, telor pitan yang kalau dipotong kayak agar-agar warnanya hitam enak, sama tahu rebus sama ikan teri. Zaman dulu gitu, orang makannya bubur, apalagi mau kerja, mau sekolah," tutur dia bercerita.

Sekarang menu bubur pun sudah hilang lantaran tidak ada lagi peminatnya. Berganti dengan nasi campur dan bakmi.

"Udah enggak bikin, kan lakunya kurang karena sekarang orang makannya mode kenyang. Kayak bakmi, nasi campur, nasi tim, kwetiau, bakso pangsit udah itu aja," kata Koh Ayauw.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com