Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSAB Bantah Kondisi Kritis Bayi LAH Disebabkan Kelalaian Perawat yang Salah Beri Susu Formula

Kompas.com - 19/08/2023, 10:54 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita tak menampik soal perawatnya yang lalai karena salah memberikan susu formula terhadap bayi berusia dua bulan berinisial LAH.

Namun, pihak RSAB membantah kesalahan pemberian susu formula yang dilakukan perawatnya menjadi penyebab LAH mengalami sepsis hingga sempat kritis di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

"Susu bukan salah satu penyebab bahwa pasien ini (LAH) masuk PICU. Informasi dari tim medis kami, pasien masuk PICU ini memang karena kondisi pasien yang sudah sangat berat kondisi penyakitnya," kata Humas RSAB Harapan Kita, Nia Kurniati saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat (18/8/2023), dilansir dari Antara.

Nia menyampaikan, RSAB Harapan Kita merupakan rumah sakit vertikal tipe A sehingga rujukan yang masuk adalah rujukan terakhir.

Baca juga: Bayi Dua Bulan Diduga Jadi Korban Kelalaian RS Nasional akibat Salah Diberi Susu Formula

"Biasanya kasus-kasus yang dikirim ke sini adalah kasus yang sudah berat, termasuk kasus LAH ini. Kondisinya sudah sangat berat, risiko infeksinya tinggi dan memang sudah terinfeksi," kata Nia.

Ia menyebutkan, dengan terjadinya infeksi menyeluruh pada tubuh LAH, kecenderungan untuk terjadi perdarahan sangat tinggi.

"Bisa terjadi perdarahan, kemudian nutrisi, cairan yang keluar tidak terserap oleh tubuh sehingga berat badan pun sulit naik," tutur Nia.

Kemudian, kata Nia, bisa terjadi gangguan hati. Lalu dengan terjadi gangguan hati akan timbul kuning.

Selain itu, jika memang terjadi perdarahan, masalah-masalah lain bisa timbul dan mungkin bisa terjadi kejang dan lain-lain.

"Sebetulnya pasien ini adalah pasien yang lahirnya di rumah sakit lain (Rumah Sakit Pelni), tidak lahir di RSAB Harapan Kita," kata dia.

Ia menyebutkan, LAH lahir dengan kelainan dengan atresia usus halus dan sudah dilakukan operasi di rumah sakit lain. Kondisi usus LAH menjadi pendek.

Baca juga: Diduga Salah Diberi Susu Formula oleh Perawat RS Nasional, Tubuh Bayi Ini Jadi Kuning

"Dengan kondisi usus pendek ini, untuk penyerapan nutrisi ini juga sulit," katanya.

Berkait laporan oleh ibu LAH, Chintia Suciati, atas kondisi kejang yang dialami anaknya, Nia menyebutkan itu tidak ditemukan oleh perawat yang datang memeriksa LAH melalui observasi.

"Kami punya standar operasional pelayanan (SOP) untuk bisa menilai itu (kondisi kejang Lanala). Kalau menurut orangtua (Chintia), itu gara-gara perawat, tetapi sebetulnya bukan seperti itu," katanya.

"Yang membuat pasien bisa ke PICU itu karena memang kondisi medisnya (LAH) yang sangat berat," kata Nia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com