JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak hanya persoalan asmara yang memicu remaja berinisial MFA (14) menganiaya FSD (16) di bilangan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan, korban diduga turut menebar ancaman kepada terduga pelaku.
FSD disebut "menantang" MFA via pesan singkat WhatsApp.
"Terlapor (MFA) merasa tidak terima atas pesan yang diberikan korban. Dimana korban dituduh telah memberikan ancaman kepadanya," kata Yossi di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (21/8/2023).
"Intinya korban disebut mengatakan hal yang tidak menyenangkan, menantang si terlapor gitu lah," lanjut dia.
Baca juga: Fakta Penganiayaan Remaja di Lenteng Agung, Diduga karena Motif Asmara Mirip Kasus Mario Dandy
Walau demikian, Yossi belum memastikan apakah ancaman itu benar atau tidak.
Penyidik kepolisian masih mendalami soal kemungkinan tersebut dari sejumlah saksi.
Selain itu, korban juga telah menepis tuduhan yang dilontarkan terduga pelaku.
Menurut pengakuan korban, ia tak pernah mengirimkan pesan seperti itu kepada MFA.
"Ketika kami lakukan pemeriksaan, korban menyangkal tuduhan itu. Dia tak merasa berbuat atau mengirimkan pesan yang dimaksud," tutur Yossi.
"Jadi kami masih terus melakukan pemeriksaan sejak pagi hingga siang tadi kepada para saksi," sambung dia.
Baca juga: Kronologi Penganiayaan Remaja di Lenteng Agung karena Masalah Asmara
Sebagai informasi, penganiayaan yang dilakukan MFA kepada korban disinyalir bermula dari hubungan asmara.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua RW 03 Kelurahan Lenteng Agung, Haswin Anwar, ketika ditemui pada Minggu (20/8/2023).
"Berdasarkan pengakuan mereka ketika saya tanya, perselisihan disebabkan karena asmara," ungkap dia di kediaman pribadinya.
Namun, Haswin enggan menjelaskan lebih lanjut perihal "wanita" yang disinyalir menjadi pemantik MFA untuk menganiaya FSD.
Ia hanya bisa membenarkan bahwa korban mengalami beberapa kekerasan seperti yang tergambar dalam rekaman CCTV.
Korban dicekik dan diinjak oleh terduga pelaku di Jalan Lontar pada Sabtu (19/8/2023) sekitar pukul 16.30 WIB.
Baca juga: Korban yang Lehernya Dicekik dan Diinjak di Lenteng Agung Laporkan 1 Remaja Lain ke Polisi
Rekaman CCTV berisi video penganiayaan MFA terhadap FSD beredar luas di berbagai grup WhatsApp.
Dalam video berdurasi 40 detik terlihat seorang remaja dianiaya di gang sempit.
Mulanya dua terduga pelaku melintas di gang dengan mengendarai motor secara berboncengan.
Kemudian FSD mengikuti terduga pelaku tepat di belakangnya menggunakan motor berjenis matik.
Sesampainya di depan rumah salah satu warga, terduga pelaku menghentikan laju kendaraannya.
MFA yang memiliki perawakan tinggi besar lalu menghampiri korban yang tengah memarkirkan motornya.
Namun, tanpa basa-basi terduga pelaku yang mengenakan kaos hitam langsung mencekik korban.
FSD yang mengenakan kaos berwarna hijau lalu dibanting ke tanah hingga tersungkur.
Setelah itu, korban dicekik selama beberapa saat ketika terlentang di atas tanah.
Tak berhenti sampai di situ, MFA kemudian menginjak batang leher korban menggunakan kaki kanannya.
Selain itu, dalam rekaman CCTV itu juga terdengar percakapan antara terduga pelaku dan korban.
"Ampun enggak lu?" kata MFA yang mencekik korban di tanah.
Korban yang menahan sakit kemudian bertanya, "Lu siapa dulu ini bang, gua enggak kenal lu."
Terduga pelaku yang kesal lalu menginjak leher korban.
"Enggak kenal, enggak kenal. An**ng, jangan tengil lu kalau di WA," ujar MFA.
Korban yang berusaha mengelak lalu menjawab, "Gue kagak kenal sama lu bang."
"Enggak kenal lu, nge**** lu. Udah bangun lu, lu kalau di WA jangan tengil," timpal terduga pelaku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.