Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

NCICD Fase A, Upaya Penanggulangan Banjir Rob di Pesisir Utara Jakarta

Kompas.com - 22/08/2023, 15:30 WIB
A P Sari

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen menanggulangi permasalahan banjir rob yang mengancam wilayah pesisir Ibu Kota dengan membangun tanggul pengaman pantai. Salah satunya melalui Proyek Tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A.

Saat ini, NCICD Fase A yang berada di Kali Kamal Muara, Kali Blencong, Muara Angke (Kali Adem), Muara Baru (Pantai Timur Muara Baru), dan Muara Angke (Pantai Muara Angke), sudah selesai dibangun. 

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi DKI Jakarta Hendri menjelaskan, pembangunan NCICD Fase A dilakukan dengan membangun pompa dan pintu air di muara sungai serta sistem monitoring dan early warning system banjir rob.

“Kami juga melakukan pembatasan terhadap penggunaan dan eksploitasi air tanah untuk menghentikan laju penurunan muka tanah (land subsidence) di wilayah utara Jakarta,” kata Hendri dalam keterangan persnya, Senin (21/8/2023).

Baca juga: BMKG Rilis Potensi Banjir Rob, Wilayah Mana Saja yang Terdampak?

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga tengah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi untuk mengatasi banjir rob. Hendri menjelaskan, upaya ini merupakan penanggulangan banjir rob di wilayah pesisir Utara Jakarta dengan cara membangun infrastruktur pengendali banjir rob.

"Upaya adaptasi dilakukan dengan membangun tanggul pengaman di NCICD Fase A serta peningkatan sistem polder di wilayah pesisir Jakarta, seperti pengadaan pompa, pintu air, waduk, dan prasarana lainnya," jelas Hendri.

Untuk upaya mitigasi, Pemprov DKI telah mencegah potensi banjir di wilayah pesisir dengan mengendalikan kenaikan permukaan air laut (sea level rise) dan land subsidence. Ia menambahkan, upaya ini juga dengan melakukan kontrol dan pengawasan terhadap sumur berizin maupun ilegal.

"Kami menerapkan pula regulasi pajak air tanah, mengawasi kewenangan sumur air tanah, dan mengajak masyarakat agar beralih menggunakan air bersih perpipaan dengan jalur yang sudah tersedia. Kami juga menerapkan secara ketat regulasi-regulasi yang berhubungan dengan penggunaan dan konservasi tanah," ucap Hendri.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Terapkan Kebijakan Hapus Sanksi Administrasi Kendaraan Bermotor, Ini Penjelasannya

Banjir rob merupakan banjir yang terjadi di daerah pesisir akibat permukaan air laut lebih tinggi daripada daratan pesisir atau biasa disebut sea level rise. Fenomena ini disebabkan perubahan iklim dan penurunan muka tanah yang terjadi di bagian utara Jakarta.

Proyek Tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A untuk mengatasi banjir rob di DKI Jakarta.DOK. Pemprov DKI Jakarta Proyek Tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A untuk mengatasi banjir rob di DKI Jakarta.

Kehadiran NCICD Fase A

Pada 2022, NCICD yang dibangun telah mencapai 17 kilometer dari totalnya yang sepanjang kurang lebih 37 kilometer. Hendri melanjutkan, masih ada sisa 20 kilometer lagi yang harus dikerjakan dan ditargetkan akan selesai pada 2027.

"(Target pembangunan NCICD) dengan rincian kurang lebih sembilan kilometer merupakan kewenangan pemerintah pusat yang ditargetkan selesai pada 2024. Sedangkan sisa sebelas kilometer lainnya merupakan kewenangan Pemprov DKI yang harus rampung pada 2027," ungkap Hendri.

Ia menambahkan, kehadiran NCICD sudah memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Wilayah yang tadinya terancam terdampak banjir rob menjadi terlindungi. Selain itu, wilayah yang sebelumnya tampak kumuh menjadi tertata dan rapi.

Baca juga: Kemenkes Ungkap Subvarian Eris Menyebar di 6 Provinsi, Dominan di DKI Jakarta

"Wilayah ini pun (menjadi) berpotensi untuk dikembangkan," tutur Hendri.

Dampak positif pembangunan NCICD pun disambut baik masyarakat sekitar. Jaelani, seorang nelayan, mendukung pembangunan NCICD di Sungai Cakung sebagai upaya pencegahan abrasi dan luapan air laut, seperti dikutip dari BeritaJakarta.id, Jumat (31/3/2023).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan Kalibaru Syaiful Mansur. Ia berpendapat, pembangunan NCICD amat berdampak baik bagi warga.

“Sebelum dibangun (NCICD), air laut sering masuk ke permukiman, sehingga (warga) sulit melakukan aktivitas. Pembangunan tanggul juga dapat menjadi kawasan ruang publik untuk masyarakat sekitar,” kata Syaiful, seperti dikutip dari situs Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jumat (4/10/2019). 

Diberitakan Kompas.com, Rabu (4/1/2023), pembangunan NCICD dibagi menjadi tiga, yaitu Fase A, B, dan C. Fase A merupakan pembangunan tanggul pantai yang sedang berfungsi untuk mencegah banjir rob di wilayah utara Jakarta. Disebut tanggul pantai karena posisi tanggul yang terletak di pesisir pantai.

Baca juga: Menu Motor Listrik untuk Pejabat DKI Jakarta, Harga mulai Rp 20 Juta

Sementara itu, Fase B dan C merupakan pembangunan giant sea wall. Berbeda dengan Fase A, giant sea wall terletak menjorok ke laut dan tidak berbatasan dengan pantai maupun pesisir. Fase B dan C dikerjakan langsung oleh Kementerian PUPR. (Rindu Pradipta Hestya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com