JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku penipuan “Tinder Swindler” versi Indonesia tak butuh waktu lama untuk meyakinkan korban berkomunikasi di luar aplikasi kencan.
Di luar aplikasi kencan, pelaku semakin intens menjalin komunikasi dengan korban. Hal ini diungkapkan oleh korban berisial AN.
AN bercerita, ia pertama kali kenal dengan pria yang mengaku bernama Kenneth itu melalui aplikasi kencan Coffee Meets Bagel (CMB) pada akhir April.
Baca juga: Saat Para Korban Tinder Swindler Indonesia Berjejaring demi Hentikan Kejahatan Serupa...
Merasa cocok, AN menerima tawaran Kenneth untuk pindah komunikasi melalui aplikasi pesan Whatsapp. Di sana komunikasi berjalan sangat mulus.
"Langsung sih (pindah komunikasi ke Whatsapp), paling sehari atau dua hari. Karena begitu match, dia langsung minta WA," ucap AN kepada Kompas.com, pertengahan Juli lalu.
Komunikasi terus dibangun, dimulai dari percakapan biasa yang berlangsung intensif setiap hari.
"Dia nge-chat di jam yang sama, yakni jam 09.00 WIB-an sampai dia tidur sekitar jam 22.00 WIB-an. Dan selalu sama kayak begini setiap hari," tutur AN lagi.
Baca juga: Kisah Pengusaha Perhiasan Nyaris Terjerat “Tinder Swindler Indonesia” saat Cari Pasangan Hidup...
Dari komunikasi itu, pelaku membangun narasi bahwa seolah ia adalah seorang yang pernah terpuruk, lalu mampu bangkit. Ia dinilai cukup menjanjikan apabila dijadikan pasangan hidup.
Tak lupa, pelaku memberikan bumbu kisah perjuangannya sebagai pelengkap. Dari situlah pelaku mulai membangun kepercayaan agar mudah menipu korban.
Selama komunikasi berjalan, pelaku terus berupaya menawarkan bisnis jual beli daring fiktif untuk mendapatkan untung dari para korbannya.
Sebelum menawarkan bisnis ini, pelaku terlebih dahulu mendapatkan kepercayaan korban melalui komunikasi intens berisi perkenalan latar belakang hingga banjir ungkapan cinta.
Baca juga: Para Korban Tinder Swindler Indonesia Temukan Sendiri Indikasi kalau Pelaku Berjejaring
Pola yang sama juga dialami korban bernisial IS. Ia mengaku tak butuh waktu lama untuk percaya kekasih online-nya itu untuk berkomunikasi di luar aplikasi kencan.
"(Komunikasi) di aplikasinya cepat ya, cuma 'say hi' doang, sehabis itu kami switch ke WA (Whatsapp)," ungkap IS.
"Mungkin satu atau dua hari kami switch platform. Pokoknya enggak lebih dari satu minggu," ungkap dia lagi.
IS yakin untuk bertukar nomor Whatsapp lantaran ia tak terbiasa bermain aplikasi kencan daring. Ia berpikir akan lebih saling mengenal apabila komunikasi di luar aplikasi.
Baca juga: Baru 2 Korban Laporkan Kasus Tinder Swindler Versi Indonesia, Polisi: Kemungkinan Bisa Lebih
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.