DEPOK, KOMPAS.com - Fiki Ahmad (42), warga Pasar Minggu, menyarankan tarif layanan Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek dari stasiun awal hingga stasiun akhir dipatok Rp 15.000.
Menurut dia, tarif yang tak terlalu tinggi ini agar LRT Jabodebek bisa bersaing dengan layanan transportasi lain, yakni Transjakarta dan kereta rel listrik (KRL).
"Idealnya, dari Stasiun Dukuh Atas ke sini (Stasiun Harjamukti) Rp 15.000, biar imbang sama Transjakarta dan KRL," ucapnya saat ditemui di Stasiun Harjamukti, Depok, Senin (28/8/2023).
Baca juga: LRT Jabodebek dan Misi Mengurangi Polusi Udara
Fiki menilai tarif LRT Jabodebek yang nantinya terjangkau akan membuat warga beralih menjadi pengguna transportasi umum.
Dengan demikian, kemacetan serta polusi udara di Jabodetabek bisa secara perlahan teratasi.
"Konsumen banyak pilihan, jadi semangat pakai angkutan umum, mengurangi polusi dan macet juga," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, ia berharap fasilitas kereta LRT Jabodebek, pelayanan, dan stasiunnya dapat dipertahankan.
"LRT Jabodebek kalau bisa tetap dipertahankan seperti ini. Jangan nanti pemeliharaannya karena pemakaian jadi menurun," tegas Fiki.
Terlebih lagi, kata dia, layanan LRT Jabodebek kini sudah mulai dikomersialkan.
Warga yang dikenai tarif disebut sudah seharusnya mendapatkan pelayanan yang optimal.
Baca juga: Warga Bekasi Sebut LRT Jabodebek Hemat Waktu Perjalanan
Tarif normal LRT dipatok sebesar Rp 5.000 untuk 1 kilometer (km) pertama dan Rp 700 untuk km selanjutnya.
Dengan tarif dasar itu, tarif maksimal untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Harjamukti sekitar 25 kilometer adalah Rp 21.800.
Sementara itu, tarif maksimal untuk Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Jatimulya sekitar 28 kilometer adalah Rp 23.900.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.