JAKARTA, KOMPAS.com - Aliran Kanal Banjir Timur (KBT) di Duren Sawit, Jakarta Timur sering dijadikan sebagai tempat berenang anak-anak setempat.
Padahal, mereka sudah sering diingatkan oleh para pedagang yang berjualan di sekitar pintu air KBT agar tidak berenang di sana.
"Sebenarnya anak-anak dilarang berenang di sini, tapi namanya anak-anak ya susah dibilangin," kata seorang pedagang makaroni telur bernama Toro di lokasi, Minggu (3/9/2023).
Baca juga: Tenggelam di KBT, K Ditemukan Tewas Telungkup di Kedalaman 6 Meter
Ia mengungkapkan, para pedagang juga kerap diingatkan oleh BPBD DKI Jakarta untuk selalu melarang anak-anak berenang di sana.
Sebab, aliran KBT tergolong cukup dalam. Memang ada titik yang dalamnya hanya sekitar satu sampai dua meter.
Namun, tidak ada yang bisa memastikan apakah dasar kali pada titik tersebut merupakan tanah padat atau lumpur yang bakal menurun ketika diinjak.
Dengan demikian, ada kemungkinan kedalaman aliran KBT lebih dari dua meter.
"Saya juga sering peringati anak-anak itu, tapi mereka enggak nurut. Cuma baru kali ini ada kejadian anak tenggelam karena nekat berenang selama delapan bulan saya jualan di sini," ujar Toro.
"Adanya kejadian ini ya bikin khawatir. Saya juga punya anak dua, paling tua kelas 4 SD, paling kecil umur tiga tahun. Saya kebayangnya itu (korban) anak saya," kata dia.
Baca juga: Dua Bocah Berenang di Kanal Banjir Timur Duren Sawit, Satu Tewas Tenggelam
Sebelumnya, seorang bocah laki-laki berinisial K (11) ditemukan tewas di dasar aliran KBT pada Minggu sore.
Ia merupakan warga setempat yang tinggal di Kelurahan Malaka Jaya.
Ia tenggelam saat sedang berenang dengan temannya. Nahas, hanya temannya yang berhasil diselamatkan warga setempat.
Komandan Regu Sudin Gulkarmat Jakarta Timur sektor Duren Sawit Henri Buti mengatakan, K ditemukan di kedalaman sekitar enam meter dalam posisi telungkup.
"(Titik) ditemukannya korban cukup dalam, sekitar lima sampai enam meter. Korban posisi sudah telungkup, tidak mengapung," kata Henri di lokasi, Minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.