"Sudah pecahlah di situ, ricuh yang oknum ojol ngelempar batu sama kami. Ada empat batu melayang, tetapi enggak kena," papar Laurendra.
Kepada Kompas.com, Laurendra mengaku tak akan melapor ke polisi meski dilempari batu oleh sejumlah orang saat membuat konten menegur pengendara yang melawan arah di Flyover Slipi.
"Enggaklah (melapor), itu kan hal biasa, maksudnya lempar batu. Tetapi kalau kena kepala ya bolehlah lapor," kata Laurendra.
"Soalnya enggak kena, dia juga kayaknya lempar itu tanggung, itu dari ujung kolong. Dia rada-rada takut juga lempar ke kami, enggak sampai, soalnya jarak kami agak jauh," sambung dia.
Menurut dia, cekcok dengan pengendara yang ditegur merupakan hal biasa. Namun, jika terjadi kekerasan, maka Laurendra mengaku tak segan untuk menempuh jalur hukum.
Baca juga: Kru Laurendra Hutagalung Sudah Sehat Usai Dipukul Saat Bikin Konten Tegur Pengendara Lawan Arah
Sebelumnya, Laurendra dan krunya juga terlibat keributan ketika menegur pengendara melawan arah di Tebet, Jakarta Selatan.
Lantaran krunya dipukul, ia kemudian melapor ke polisi.
"Kemarin sudah berlebihan itu yang di Tebet, main pukul, asal jangan begitu. Kalau cekcok, debat, mengancam, itu hal biasa menurut kami," ujar Laurendra.
Laurendra dan timnya tetap konsisten membuat konten menegur pengendara pelanggar lalu lintas meski beberapa waktu lalu, mereka nyaris diamuk massa saat membuat konten serupa di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Laurendra dan tim nyaris jadi sasaran empuk warga sekitar, terutama ojol gara-gara membuat konten yang berisikan imbauan kepada pengendara motor untuk tidak melawan arus di jalan.
Baca juga: Laurendra Hutagalung Ribut Lagi dengan Pengendara Motor Lawan Arah, Kali Ini di Flyover Slipi
Salah satu warga sekitar bernama Ivan menuturkan, peristiwa bermula saat Laurendra dan timnya membuat konten yang menghalau pengendara roda yang melawan arus dan meminta untuk putar balik.
Semua pengendara yang kedapatan melawan arah mengikuti instruksi yang diberikan. Meski begitu, tak sedikit warga sekitar, terutama pengemudi ojol merasa tak nyaman dengan kehadiran sang content creator.
Seiring berjalannya waktu, sang content creator dianggap bertindak "kelewatan".
Ivan menyebut keributan tak terhindarkan. Warga dan ojol yang geram mengejar sang content creator dan timnya.
Kejadian itu membuat Laurendra dan timnya memilih mengungsi di warung makan agar tak diamuk massa. Bahkan, mereka sempat dikepung berjam-jam di dalam warung makan Ayam Bakar Wong Solo.
"Pokoknya tadi sempat cekcok antara timnya dia sama warga sekitar, terutama ojol. Makanya, situasinya kayak begini (tidak kondusif)," ungkap Ivan.
(Penulis: Zintan Prihatini, Dzaky Nurcahyo | Editor: Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.