Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Supriyadi Merantau ke Jakarta: Barang Bekas Pun Bisa Jadi Duit

Kompas.com - 08/09/2023, 16:56 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang kuli bangunan bernanam Supriyadi (49) mengungkapkan alasannya memilih Jakarta sebagai tempat perantauannya.

Menurut Supriyadi, Jakarta merupakan wilayah yang bisa membuat orang miskin bisa memiliki uang walaupun tidak seberapa.

"Kalau di rumah (Wonosobo), sama saja jadi kuli, ya lumayan berat. Tapi, seberat-beratnya kerja di kampung, lebih ringan di Ibu Kota," ungkap Supriyadi saat ditemui Kompas.com di kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (8/9/2023).

Baca juga: “Culture Shock” Perantau di Jakarta, Kaget Lihat Orang Makan Mi Ayam Pukul 06.00 Pagi

"Ibaratnya, apa pun bisa laku, bisa dijual, asal ada kemauan. Kalau di kampung, enggak bisa. Kalau di sini (Ibu Kota), barang bekas pun bisa jadi duit," lanjut dia.

Untuk diketahui, Supriyadi pertama kali merantau ke Ibu Kota pada 1988, sewaktu usianya masih 13 tahun.

Berbagai sudut Jakarta dan wilayah penyangga, Bekasi, sudah pernah disinggahi.

Namun, dia baru tinggal di Sunter pada 2000 dan resmi berstatus warga DKI Jakarta pada 2008.

"Ya contoh kayak gini, barang kayak begini kan bekas, kita kumpulkan, sampah proyek atau apa gitu. Di saat lagi enggak ada pekerjaan kuli bangunan, ya kayak begini, buat kesibukan di rumah," imbuh Supriyadi.

Baca juga: Merantau Itu bagai Anak Baru Masuk Sekolah, Harus Adaptasi untuk Naik Kelas

Pahit manisnya Ibu Kota juga pernah dia rasakan. Titik terendahnya saat Supriyadi harus menahan lapar saat dia tidak memiliki pekerjaan.

Dia berjalan kaki ke Pulogadung untuk mencari pekerjaan. Beruntung, sesekali ada yang menumpanginya.

Setiba di kawasan Pekayon, Bekasi, dia dihampiri oleh pedagang Soto Betawi lalu ditanya kenapa wajahnya sangat pucat.

"Ditanya, 'sudah makan belum? Sudah minum belum? Sudah merokok belum?', saya jawab belum. Tapi katanya, 'kalau gitu sama, saya juga belum'. Tapi akhirnya sama dia disuruh bantuin kerja," ungkap Supriyadi.

Saat ditanya apakah dia pernah sampai tidur di jalan lantaran tidak memiliki tempat tinggal, Supriyadi mengatakan hal tersebut sudah menjadi kebiasaannya sehari-hari.

Baca juga: Belasan Tahun Merantau di Jakarta, Pria Asal Kebumen Ini Pelajari Banyak Keterampilan Baru

Ketika tidak memiliki pekerjaan, otomatis Supriyadi tidak mempunyai tempat tinggal.

Mushala dan jalanan menjadi tempat singgah sementara untuk bermalam.

"Kalau untuk mengontrak, ya enggak cukup. Dulu, waktu 1994, itu masih Rp 6.000 buat ngontrak. (Dari gaji) enggak cukup. Buat makan saja enggak cukup. Jadi, ya apa adanya saja, disyukuri," tuturnya.

Pengalamannya di Ibu Kota belasan tahun lalu itu menjadi memori yang selalu dikenang.

Supriyadi sudah hidup bahagia bersama keluarganya di sebuah rumah wilayah Sunter Jaya.

Meski pekerjaan kuli bangunan terkadang sepi pelanggan, dia tetap mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com