JAKARTA, KOMPAS.com – Polusi udara di Jakarta menjadi perhatian semua pihak, termasuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Transjakarta sebagai penyedia layanan transportasi publik di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk memberikan layanan transportasi massal terbaik, agar semakin banyak masyarakat terdorong untuk menggunakan transportasi umum dalam bermobilitas, sehingga dapat mengurangi polusi udara.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza. Ia menyatakan, Transjakarta telah melayani satu juta pelanggan setiap hari, dengan 88 persen wilayah Jakarta tercakup dalam layanannya. Ini artinya, Transjakarta hadir sebagai layanan transportasi yang dapat diandalkan masyarakat untuk bepergian dan terbukti dari jumlah pelanggan harian yang dilayani.
"Sebagai perusahaan transportasi, pelayanan adalah prioritas kami. Bertumbuhnya pelanggan Transjakarta menandakan semakin tinggi kesadaran mereka untuk menggunakan transportasi umum, khususnya untuk mengurangi polusi udara dan kemacetan," kata Welfizon.
Baca juga: Uji Coba Transjakarta Rute Bandara Soekarno-Hatta Masih Berlangsung, Tarif Gratis
Ia melanjutkan, Transjakarta menargetkan pengguna kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, untuk beralih menggunakan layanannya. Karena itu, Transjakarta akan terus meningkatkan mutu pelayanannya, dengan cara meningkatkan produktivitas layanan dan kenyamanan pelanggan. Langkah tersebut juga dilakukan untuk mencapai target empat juta pelanggan per hari pada 2025.
“Pemprov DKI Jakarta bersama kami dan penyedia layanan transportasi publik lainnya ingin masyarakat lebih memilih transportasi umum, salah satunya Transjakarta. Jika masyarakat sudah secara masif berpindah ke transportasi publik sebagai moda bepergian, kami percaya peningkatan kualitas udara yang signifikan akan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Jakarta sendiri,” ujar Welfizon.
Untuk mengatasi polusi udara yang penyebab terbesarnya sektor transportasi, Transjakarta pun akan menambah bus listrik. Saat ini, sudah terdapat 52 bus listrik yang beroperasi di tiga rute, yakni Pondok Labu-Blok M (1E) sebanyak 13 unit, Kampung Rambutan-Lebak Bulus (7A) sebanyak 14 unit, UI-Lebak Bulus (D21) sebanyak 20 unit, serta lima unit untuk cadangan untuk beroperasi pada rute-rute tersebut.
Baca juga: Tarif Transjakarta Rute Bandara Belum Ditetapkan, Masih Digodok Pemprov DKI
“Pengoperasian bus listrik merupakan salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta bersama Transjakarta dalam memperbaiki kualitas udara dan menghadirkan pilihan transportasi umum ramah lingkungan. Hal ini akan mendukung pembentukan budaya masyarakat baru yang terbiasa bermobilisasi dengan kendaraan umum, terlebih lagi yang minim emisi,” tutur Welfizon.
Ia menambahkan, target dan upaya Pemprov DKI Jakarta melalui Transjakarta dengan menyediakan transportasi publik yang ramah lingkungan merupakan wujud keseriusan untuk dapat memberikan dampak panjang kepada generasi selanjutnya.
Welfizon meyakinkan bahwa Transjakarta akan berperan aktif dalam kolaborasi dan membuka peluang yang luas kepada pihak-pihak terkait, dalam menghadirkan gerakan nasional guna mewujudkan bukan hanya Jakarta, melainkan Indonesia yang berkelanjutan.
Baca juga: Transjakarta Tambah 10 Bus Rute Puri Beta-Latuharhary pada Jam Sibuk
Komitmen Ekosistem Transjakarta terhadap menciptakan udara Jakarta yang lebih bersih termaterialisasi dalam program sustainability bertajuk #BersihBerdayaBestari yang diresmikan pada tanggal 18 Juli lalu di Halte CSW.
Kampanye #BersihBerdayaBestari merupakan komitmen Transjakarta dalam menyediakan layanan transportasi yang bersih dan bertanggungjawab terhadap lingkungan, memiliki dampak ekonomi kuat, serta memberikan layanan yang inklusif.
“Kami berharap agar upaya yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui Ekosistem Transjakarta akan menciptakan efek bola salju yang memicu gerakan-gerakan oleh pihak lainnya dalam menciptakan dunia yang berkelanjutan, khususnya dalam mendukung terciptanya kualitas udara Jakarta yang lebih baik,” jelasnya.
Dalam rapat terbatas (ratas), Senin (14/8/2023), Presiden Joko Widodo juga mendorong agar lebih banyak warga yang menggunakan transportasi massal untuk bepergian, seperti Transjakarta, sebagai salah satu solusi mengurangi polusi udara di Jakarta.
Baca juga: Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Boks Tabrak Separator Jalur Transjakarta di Cipinang
Sejak hadir pada 2004, Transjakarta telah menjadi moda andalan warga untuk bepergian. Tidak hanya bagi warga Jakarta, tetapi juga buat masyarakat di daerah penyangga yang bekerja di Ibu Kota.
Hal ini diakui Dita, warga Jakarta Timur. Ia menggunakan bus Transjakarta karena tarif yang murah, jangkauan rute yang luas, dan faktor kenyamanan. Dita pun amat terbantu dengan kehadiran bus Transjakarta untuk bekerja ke kantornya di Jakarta Barat.