Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Warga Kampung Bayam Terancam Tergusur, Tenda Bakal Dibongkar, Hunian Tak Kunjung Diberi

Kompas.com - 19/09/2023, 05:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Akan tetapi, Tomi memperingatkan, jika warga Kampung Bayam tidak mengindahkan imbauan ini maka akan dilakukan penertiban secara terpadu oleh aparat terkait.

Masih di dalam surat tersebut, Tomi mengingatkan bahwa segala risiko hingga kerugian dari penertiban tenda apabila tidak diindahkan akan menjadi tanggung jawab warga Kampung Bayam.

Diberikan waktu

Pada Senin pukul 07.00 WIB, warga Kampung Bayam mendatangi Kelurahan Papanggo untuk menemui Tomi.

Baca juga: Begini Rasanya, Setengah Jam Dalam Tenda Tempat Tinggal Sementara Warga Kampung Bayam yang Tergusur...

Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, Tomi memberikan waktu warga Kampung Bayam sampai anak sekolah selesai ujian untuk membongkar tenda yang mereka dirikan di depan JIS.

"Intinya begini. Tadi mereka datang ke tempat kami, di Kelurahan bahwasanya terkait dengan kegiatan anak-anak sekolah, ada ujian,” ungkap Tomi usai rapat koordinasi kecamatan di Kantor Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.

“Nah, memohon kepada Kelurahan, kepada saya, kalau bisa ditangguhkan selepas mereka ujian," ungkap dia lagi.

Bangun trotoar untuk Piala Dunia U-17

Tomi tidak menampik adanya kepentingan Piala Dunia U-17 di JIS berkait pembongkaran tenda yang diharapkan dapat dilakukan secara mandiri.

“Ya tentunya (persiapan Piala Dunia U-17), semuanya itu berkesinambungan," tegas Tomi.

Baca juga: Tenda Bakal Dibongkar, Warga Kampung Bayam Bertahan dan Masih Perjuangkan KSB

"Artinya, merapikan lapangan, wilayah, tentunya. Kan dari kemarin pembangunan stadion sudah, sekarang jalannya sudah diperbagus, sekarang tahapan pembangunan trotoarnya," lanjutnya.

Saat ditanya mengapa tenda tersebut harus dibongkar, Tomi mengungkapkan bahwa saat ini Dinas Bina Marga DKI Jakarta dalam proses membangun trotoar di sekitar JIS.

“Iya, yang jelas, karena ada proyek. Di situ, di lapangan, ada kegiatan pembangunan trotoar yang sedang dikerjakan," tuturnya.

Ke mana setelah dibongkar?

Serupa dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta, Tomi menawarkan warga Kampung Bayam untuk menempati rumah susun yang tersedia di Jakarta Utara.

Baca juga: Warga Kampung Bayam Harap-harap Cemas, Dapat Kabar Tendanya Bakal Dibongkar

“Kami sudah menawarkan kepada warga untuk bisa pindah ke rusun-rusun yang ada di wilayah Jakarta Utara. Kami menawarkan. Setiap kali saya ke sana, sudah dipersuasikan,” ungkap Tomi.

“Intinya mereka kita tawarkan untuk masuk ke rusun-rusun yang ada di tempat kami yang ada di Jakarta Utara,” ujar dia.

Minawati menegaskan, warga Kampung Bayam tetap bertahan di tenda. Mereka hanya ingin menempati hunian KSB yang sudah berdiri tegak di dekat JIS tersebut.

“Bertahan,” singkat Minawati.

"Kami harus bisa masuk ke dalam (KSB). Kalaupun kami harus ke mana (rumah susun lain), itu enggak mungkin. Karena hak kami sudah di situ (KSB)," ujar Minawati

Minawati merasa yakin bahwa mereka memiliki hak untuk tinggal di kampung susun. Pasalnya, warga Kampung Bayam sudah mendapatkan SK dan nomor unit untuk menghuni KSB.

"Saya sudah bilang sama Pak Lurah, saya sudah jelaskan begitu. Ada apa? Kalau pun kami memang harus ditertibkan, harus ada solusi yang benar dulu, jangan main orang dipindahkan begitu saja. Karena mereka sudah punya hak atau SK," tutur Minawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com