Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Terakhir Batas Pembongkaran Mandiri, Tenda Warga Kampung Bayam Masih Berdiri

Kompas.com - 22/09/2023, 10:30 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenda beratap terpal biru milik warga Kampung Bayam masih berdiri meski Jumat (22/9/2023) ini merupakan batas akhir pembongkaran mandiri.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah warga Kampung Bayam masih menjalani aktivitasnya sehari-hari.

Selain bercengkrama, ada juga warga yang tengah memasak, berjualan, hingga memomong anak balitanya.

Baca juga: Warga Kampung Bayam yang Masih Bertahan di JIS Terus Dirayu Pindah Jelang Piala Dunia U-17

Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Minawati menegaskan, warga Kampung Bayam tidak akan membongkar tenda yang berdiri di depan Jakarta International Stadium (JIS).

Pasalnya, tidak sedikit anak warga Kampung Bayam di tenda itu yang bersekolah tidak jauh dari tempat tinggal sementara mereka itu.

Oleh karena itu, dia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera memasukkan warga Kampung Bayam ke Kampung Susun Bayam (KSB).

"Kami ingin tetap di Kampung Bayam, mereka rata-rata sekolah di sini. Kami segera ingin masuk ke Kampung Susun Bayam," kata Minawati saat ditemui di tenda darurat warga Kampung Bayam yang berdiri di depan JIS, Jalan Sunter Permai Raya, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat.

Baca juga: Tinggal di Tenda Hampir Setahun, Bagaimana Warga Kampung Bayam Dapatkan Air?

Kondisi tenda warga Kampung Bayam sudah memprihatinkan.

Terpal biru untuk atap mereka berlindung dari hujan atau panas matahari sudah banyak yang robek.

Bahkan, beberapa hari lalu, ada terpal yang terbang karena tertiup angin.

Kerangka bambu menjadi sangat jelas terlihat. Sinar matahari pada pagi itu menyorot ke dalam tenda.

"Terpalnya terbang, sudah hancur gara-gara tertiup angin. Pengin beli terpal saja, duitnya enggak ada," kata warga bernama Toiroh saat ditemui Kompas.com, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Ditawarkan Pindah ke Rusun Nagrak, Warga Kampung Bayam: Anak Sekolah Mau Berangkat Setelah Shalat Tahajud?

Warga sudah terbiasa dengan hawa panas yang mereka rasakan setiap hari. Orang dewasa dan balita masih bisa tidur lelap.

Di tempat tinggal sementara ini, warga Kampung Bayam menyambung hidup dengan membuka warung kelontong, warung kopi, dan warung makan.

Mereka menjual bensin eceran pertalite dengan harga Rp 13.000 per liter.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Bawaslu DKI Bakal Panggil Gibran Rakabuming Terkait Bagi-bagi Susu di CFD Jakarta

Bawaslu DKI Bakal Panggil Gibran Rakabuming Terkait Bagi-bagi Susu di CFD Jakarta

Megapolitan
'Walau Jakarta Bukan Ibu Kota Lagi, Bukan Berarti Warganya Enggak Boleh Memilih'

"Walau Jakarta Bukan Ibu Kota Lagi, Bukan Berarti Warganya Enggak Boleh Memilih"

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Polisi: Pelakunya Diduga Orangtuanya Sendiri

4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Polisi: Pelakunya Diduga Orangtuanya Sendiri

Megapolitan
Berencana Terapkan Sistem Satu Arah di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Siapkan Jalur Alternatif

Berencana Terapkan Sistem Satu Arah di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Siapkan Jalur Alternatif

Megapolitan
Ketua RW di Pondok Pinang Takut Kebanjiran Usai Saluran Air Jalan RA Kartini Diperbaiki

Ketua RW di Pondok Pinang Takut Kebanjiran Usai Saluran Air Jalan RA Kartini Diperbaiki

Megapolitan
Perampokan Minimarket di Bekasi, Warga: Polisi Jarang Patroli

Perampokan Minimarket di Bekasi, Warga: Polisi Jarang Patroli

Megapolitan
Pengamen di Cakung Pukul Pemuda Disabilitas karena Kesal Tak Diberi Uang

Pengamen di Cakung Pukul Pemuda Disabilitas karena Kesal Tak Diberi Uang

Megapolitan
Pengamat: Mestinya Oknum yang Disebut Aiman Diperiksa atau Melapor

Pengamat: Mestinya Oknum yang Disebut Aiman Diperiksa atau Melapor

Megapolitan
Minimarket di Bekasi Dirampok Komplotan Bersenjata, Warga Takut Jadi Korban

Minimarket di Bekasi Dirampok Komplotan Bersenjata, Warga Takut Jadi Korban

Megapolitan
Tekan Kemacetan di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah

Tekan Kemacetan di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah

Megapolitan
RSJ Dr Soeharto Heerdjan Tidak Siapkan Pelayanan Khusus bagi Pasien 'Caleg Gagal'

RSJ Dr Soeharto Heerdjan Tidak Siapkan Pelayanan Khusus bagi Pasien "Caleg Gagal"

Megapolitan
Warga: Dari Zaman Gubernur DKI Jokowi, Baru Sekarang Saluran Air di Jalan RA Kartini Diperbaiki

Warga: Dari Zaman Gubernur DKI Jokowi, Baru Sekarang Saluran Air di Jalan RA Kartini Diperbaiki

Megapolitan
Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PKS: Seperti Kembali ke Orba

Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PKS: Seperti Kembali ke Orba

Megapolitan
Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penunjukan Langsung Gubernur Jakarta

Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penunjukan Langsung Gubernur Jakarta

Megapolitan
Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com