JAKARTA, KOMPAS.com - Pengobatan pada kerongkongan menjadi fokus utama tim dokter yang merawat Sultan Rifat Alfatih, korban kabel fiber optik milik PT Bali Tower di kawasan Jakarta Selatan pada Januari 2023 lalu.
"Tim dokter akan lebih fokus di fungsi menelan supaya Sultan bisa makan dengan normal, dengan hadapan nutrisinya bisa tercukupi," kata ayah Sultan, Fatih kepada Kompas.com, Kamis (22/9/2023).
Perbaikan fungsi menelan pada kerongkongan bertujuan agar Sultan dapat kembali makan seperti biasa.
Artinya, asupan makanan tidak dalam bentuk cairan melalui selang di hidung seperti saat ini.
Baca juga: Berat Badan Sultan Korban Kabel Fiber Optik Sudah 53 Kilogram, Ginjalnya Pun Membaik
Akan tetapi, untuk memperbaiki fungsi menelan, Sultan harus menjalani operasi pada kerongkongannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan melalui metode endoskopi, terjadi penyempitan pada saluran kerongkongan Sultan.
Menurut penjelasan dokter, ada bagian yang sebelumnya terputus pasca kecelakaan, tetapi kini menyempit dan bahkan nyaris tertutup.
Sebab, ada jaringan baru yang tumbuh di sana. Fatih menjelaskan, tim dokter akan berfokus untuk melakukan pelebaran di kerongkongan.
Baca juga: Sultan Rifat Korban Jeratan Fiber Optik Mulai Latihan Menelan dan Berbicara
"Sultan sudah dilakukan dua kali operasi untuk proses pelebaran yang disebut dilatasi. Ini sudah dilakukan, alhamdulillah semuanya berjalan sesuai rencana tim dokter," ungkap dia.
Rencananya, pekan depan Sultan akan menjalani operasi ketiga untuk proses dilatasi.
Jika proses dilatasi sudah dinyatakan selesai dan Sultan mulai bisa makan seperti normal, langkah selanjutnya adalah perbaikan fungsi bicara atau pita suara.
Sebelumnya, Sultan sudah menjalankan operasi suntik lemak pada pita suara pada 22 Agustus lalu.
Operasi dilakukan untuk mengurangi volume cairan termasuk air liur masuk ke paru-paru. Pita suaranya pun rapat kembali.
Baca juga: Update Polemik Antara Keluarga Sultan Rifat dan Bali Tower: Polisi Selidiki Bukti dan Laporan Korban
Dengan demikian, Sultan sudah bisa berbicara secara perlahan. Namun, suaranya terdengar berbeda.
"Dicoba Sultan disuruh ngomong, bisa. Cuma suaranya kayak robot. Lalau ditanya sudah bisa bicara, secara prinsip bisa," ujar Fatih.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.