Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga Pikir Dua Kali Buat Naik LRT Jabodebek ketika Tarif Sudah Normal

Kompas.com - 22/09/2023, 22:47 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga yang berdomisili di Jabodebek mengaku masih berpikir dua kali untuk menggunakan moda transportasi lintas raya terpadu (LRT) saat tarif kembali normal.

Sebagai informasi, tarif promo moda transportasi lintas raya terpadu (LRT) Jabodebek sebesar Rp 5.000 masih berlaku hingga akhir September 2023.

Setelah itu, mulai 1 Oktober 2023 hingga 29 Februari 2024 akan diberlakukan tarif promo kedua dengan besaran tarif maksimal Rp 20.000.

Anindya (30), pegawai swasta yang berangkat dari Stasiun LRT Harjamukti menuju Stasiun Dukuh atas menilai tarif normal untuk rute tersebut tergolong mahal.

Baca juga: Warga Jakarta Timur: Kalau Tarif LRT Normal, Mending Motoran atau Naik Transjakarta

"Aku itu bensin motor seminggu paling Rp 60.000. Sedangkan kalau nanti harga LRT sudah normal, harus bayar berapa seminggu?" ujar dia kepada Kompas.com di Stasiun Dukuh Atas, Jumat (22/9/2023).

Waktu tempuh tak signifikan

Terlebih lagi, menurut Anin, perbedaan waktu waktu tempuh antara rumah-kantor dengan menggunakan sepeda motor atau LRT tidak terlalu berbeda.

"Kalau naik motor aku 45 menit sampai. Sedangkan kalau naik LRT 30 menit. Tapi jalan dari Stasiun Dukuh Atas ke kantorku UOB 20 menit," tutur Anin.

Anin mengakui, naik LRT memang akan sangat membantu saat di jam-jam padat, pergi dan pulang kerja.

Baca juga: Jajal LRT TMII-Dukuh Atas di Jam Kerja yang Padat Penumpang, Celingak-celinguk Cari Bangku Kosong

Namun jika tarif LRT sudah normal, ia akan pikir lebih dari dua kali untuk rutin menggunakan moda transportasi ini.

"Sama pemerintah sudah dikasih fasilitas bagus begini kan oke ya, tinggal manusianya aja," ucap Anin.

"Tapi bila harganya sudah normal, paling aku naik LRT dua kali seminggu saja," lanjutnya.

Terlalu mahal

Hal senada juga diungkapkan penumpang bernama Tini (28), yang menilai tarif normal LRT untuk rute Stasiun TMII-Dukuh Atas masih terbilang mahal.

Baca juga: Mudahkan Akses ke Stasiun LRT TMII, Wisatawan di TMII Bisa Naik Shuttle Gratis

Ia yang mengaku sudah sangat nyaman menggunakan LRT berharap tarif normal moda transportasi ini tidak sampai Rp 20.000.

"Menurut aku harganya dikurangi sedikit lah. Kalau dari Stasiun Taman Mini ke Dukuh Atas masih sekitar Rp 10.000 kayaknya masih oke," kata Tini.

"(Kalau tarif Rp 20.000) aku sih mending naik Transjakarta, Rp 3.500 sampai kantor," lanjut Tini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com