Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Sosial di Panti Rehab Jakarta Diberi Penyuluhan agar Tak Salah Tangani ODHIV

Kompas.com - 22/09/2023, 23:33 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta memberikan penyuluhan penanganan orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) kepada pekerja sosial di Kantor Dinas Sosial DKI, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (22/9/2023).

Penyuluhan yang diberikan meliputi cara memberi pelayanan terhadap ODHIV tanpa memberi stigma negatif dan diskriminasi.

“Materi hari ini terkait apa yang dimaksud dengan ODHIV, apa saja yang bisa ditularkan oleh ODHIV. Itu sangat diperlukan untuk pemberian materi kepada pekerja sosial dan juga PJLP kami, mengingat mereka bukan tenaga medis,” kata Kabid Rehabilitasi Dinsos Maria Margaretha.

Baca juga: Polda Metro Peringatkan Perusahaan Pinjol, Jangan Tagih Utang dengan Teror Nasabah

Maria berujar, penting bagi para pekerja sosial di panti rehabilitasi untuk mengetahui penanganan yang tepat bagi ODHIV. Sebab, panti rehabilitasi tidak menyediakan obat bagi ODHIV.

“Dari dua sisi, tentunya ada hal-hal yang berbahaya. Dari segi petugas sendiri, kalau misal ODHIV tercecer darahnya harus diapakan? Mereka (pekerja sosial sebelumnya) tidak tahu bahwa itu sangat menular,” tutur Maria.

“Para penderita sendiri, mereka akan rentan dengan penyakit karena kekebalannya sudah tidak ada. Apabila bercampur dengan warga binaan sosial (WBS) yang tuberkulosis atau radang otak, tentu akan langsung masuk (tertular) karena mereka sudah tak ada imunitasnya sama sekali,” lanjut dia.

Baca juga: Pipa Bocor di Petamburan, Suplai Air Bersih Terganggu di Sejumlah Wilayah Ini

Maria berharap, masyarakat juga menyadari untuk tidak menjauhi ODHIV. Sebab, mereka memiliki kedudukan yang sama seperti manusia pada umumnya.

“Mereka juga manusia, memiliki kedudukan yang sama pentingnya. Lalu, ODHIV juga masih bisa disembuhkan. Tentunya ketika dia pengobatan, dia (ODHIV) juga bisa (menjaga diri) untuk tidak menularkan kepada orang lain,” tutur dia.

Pantauan Kompas.com, ada sekitar 60 peserta yang mengikuti penyuluhan ini.

Mereka berasal dari 22 panti rehabilitasi naungan Dinas Sosial DKI Jakarta yang tersebar di lima kota administrasi Ibu Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com