JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat mengatakan, penutupan area lokalisasi di Gang Royal, Jalan Rawa Bebek Selatan, RW 13, Penjaringan, Jakarta Utara, bukan solusi.
Menurutnya, perlu ada langkah lain salah satunya memberdayakan eks pekerja seks komersial (PSK) supaya bisa mencari mata pencaharian lain.
"Kalau hanya penggusuran saja, itu tidak bisa menyelesaikan masalah. Poin saya adalah, penutupan oke bisa dilakukan, penertiban bisa dilakukan, tetapi syaratnya adalah, dengan adanya penutupan itu didampingi dengan pemberdayaan eks PSK itu," ujar Rakhmat saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/9/2023).
"Ini kayak siklus yang berulang, pola yang sama. Karena lagi-lagi, akar masalahnya apa? Ekonomi, kemiskinan," katanya.
Baca juga: Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan
Lebih lanjut, Rakhmat menduga bahwa eksistensi PSK di Gang Royal berasal dari lokalisasi lain yang pernah ditutup sebelumnya.
Jika Pemprov DKI hanya menutup lokalisasi Gang Royal dengan menertibkan bangunan saja, ujar Rakhmat, hal tersebut akan memicu permasalahan baru di titik lain.
"Siapa tahu, jaringan mereka ini, jaringan PSK di Gang Royal ini merupakan jaringan yang sudah terbentuk, yang alumni Kramat Tunggak sebelumnya dan kemudian dia mendapatkan tempat di Gang Royal ini," kata Rakhmat.
Baca juga: Kisah Prostitusi Gang Royal Bantu Rakyat Miskin, Mirip dengan Cerita di Era Ali Sadikin
"Buktinya, setelah Kramat Tunggak ditutup dan dibangun Jakarta Islamic Center (JIC), itu muncul beberapa tahun kemudian di era Bang Yos (Sutiyoso) pada 2005 atau 2006 di daerah Semper, muncul lagi yang baru," imbuh Rakhmat.
Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menertibkan ratusan bangunan semi permanen di Gang Royal, Jalan Rawa Bebek Selatan, Penanganan, Jakarta Utara.
Bangunan yang berdiri di atas lahan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) itu merupakan deretan kafe yang berkedok lokalisasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.