JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat menilai penggusuran kawasan lokalisasi di Gang Royal, Jalan Rawa Bebek Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, tidak menyelesaikan permasalahan.
Menurut dia, akar permasalahan dari Gang Royal adalah kemiskinan akut di Ibu Kota.
"Penggusuran seperti itu sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Karena lagi-lagi, soalnya adalah kemiskinan," ujar Rakhmat saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/9/2023).
Baca juga: Kisah Prostitusi Gang Royal Bantu Rakyat Miskin, Mirip dengan Cerita di Era Ali Sadikin
Oleh karena itu, Rakhmat meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memberdayakan para pekerja seks komersial (PSK).
"Mereka (lokalisasi di Gang Royal) ditutup, tetapi selain itu dikasih solusi, diberikan pekerja, diarahkan keterampilannya," ucap Rakhmat.
Dia menilai, permasalahan lokalisasi di Gang Royal ini merupakan dampak ditutupnya praktik prostitusi di Kramat Tunggak dan Kalijodo.
"Nah, ini kalau tidak di-handle dengan komprehensif, pendekatan sosial, pendekatan ekonomi, ini akan menjadi masalah baru di kemudian hari. Karena, lokalisasi Kramat Tunggak ditutup, kemudian Kalijodo ditutup, lalu muncul Gang Royal," kata dia.
Rakhmat menduga, eksistensi lokalisasi di DKI Jakarta tidak hanya berdiri sendiri, melainkan memiliki sebuah jaringan yang luas.
"Eksistensi mereka itu kan tidak berdiri sendiri, karena ada jaringan yang terlibat, mungkin juga ada oknum aparat yang terlibat, sehingga ini bisa berpotensi akan menjadi masalah di kemudian hari. Jadi, ini harus hati-hati betul," imbuh dia.
Baca juga: Ketika Warga Tak Mampu di Penjaringan Bergantung dengan Ladang Emas di Lokalisasi Gang Royal…
"Jangan sampai ini akan menjadi masalah baru di kemudian hari kalau pemerintah daerah dan ditambah aparat yang lain itu tidak bisa menyelesaikan secara komprehensif," lanjut Rakhmat.
Untuk diketahui, Pemprov DKI Jakarta menertibkan ratusan bangunan semipermanen di Gang Royal, Jalan Rawa Bebek Selatan, Penanganan, Jakarta Utara.
Bangunan yang berdiri di atas lahan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) itu merupakan deretan kafe yang berkedok lokalisasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.