JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan bangunan liar yang berada di di Gang Royal, RW 13, Kelurahan Penjaringan, Penjaringan, Jakarta Utara, dirobohkan oleh petugas gabungan pada Rabu (20/9/2023).
Lebih dari 150 bangunan liar semipermanen yang berdiri di atas lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu terindikasi kerap menjajakan perempuan malam setiap harinya.
Kendati demikian, sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, menilai penggusuran kawasan lokalisasi di Gang Royal tidak menyelesaikan permasalahan.
Baca juga: Hilangkan Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Sekadar Runtuhkan Bangunannya
"Ini kayak siklus yang berulang, pola yang sama. Karena lagi-lagi, akar masalahnya apa? Ekonomi, kemiskinan," kata Rakhmat kepada Kompas.com, Sabtu (23/9/2023).
Lebih lanjut, Rakhmat menduga bahwa eksistensi PSK di Gang Royal berasal dari lokalisasi lain yang pernah ditutup sebelumnya.
Jika Pemprov DKI hanya menutup lokalisasi Gang Royal dengan menertibkan bangunan saja, ujar Rakhmat, hal tersebut akan memicu permasalahan baru di titik lain.
Menurut dia, akar permasalahan dari Gang Royal adalah kemiskinan akut di Ibu Kota yang menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Kisah Prostitusi Gang Royal Bantu Rakyat Miskin, Mirip dengan Cerita di Era Ali Sadikin
Adapun praktik prostitusi di Gang Royal ini disebut secara tidak langsung memiliki kesinambungan dengan ratusan warga tidak mampu di lingkungan RW 13.
Hal tersebut diungkapkan AD, salah satu warga RW 13 sekaligus anggota paguyuban lingkungan sekitar yang bernama Forum 13 Penjaringan.
Sebab, melalui Forum 13 Pejaringan, kafe-kafe tersebut secara tidak langsung memberikan bantuan bagi warga tidak mampu di RW 13, terlebih saat masa pandemi Covid-19.
Di tengah kabar kekurangan warganya, AD bersama teman-temannya meminta saweran secara sukarela kepada pemilik kafe yang diduga menyediakan wanita penghibur.
Baca juga: Ketika Warga Tak Mampu di Penjaringan Bergantung dengan Ladang Emas di Lokalisasi Gang Royal…
Berbekal anggapan Gang Royal adalah "ladang emas" dan ingin membantu warga tak mampu, Forum 13 Penjaringan mengadakan pertemuan dengan para pemilik kafe.
Dalam pertemuan tersebut, AD memberikan sosialisasi bahwa paguyuban ingin meminta uang setiap malam kepada pemilik kafe atas dasar bersedekah untuk warga.
"Akhirnya, kami kompromi ke seluruh warung di Gang Royal. Yang punya (kafe) setuju. Ya sudah, kami jalani," kata AD.
Dari hasil kutipan uang tersebut, Forum 13 Penjaringan bisa mengadakan sejumlah kegiatan yang mereka sebut sedekah. Setidaknya, ada 282 warga tidak mampu di RW 13 dan telah menerima bantuan itu.
Baca juga: Ironi di Gang Royal, Saat Warga Tak Mampu Dapat Bantuan dari Lokalisasi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.