Selain sembako, setiap hari Jumat mereka juga membagikan makanan selepas Shalat Jumat. Kegiatan tersebut mereka namai "Jumat Berkah".
Kegiatan itu juga memberikan santunan kepada warga yang tengah berduka setelah ditinggal anggota keluarga maupun warga yang sedang jatuh sakit.
Bukan hanya itu, AD mengaku bahwa ia dan teman-temannya juga membagikan peralatan sekolah berupa tas, sepatu, buku, hingga alat tulis.
Adapun praktik prostitusi di Gang Royal disebut sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, tidak sedikit warga disebut sudah mengetahui dan bukan rahasia umum bagi masyarakat setempat.
"Ah sudah lama, sudah lama sekali. Tahun 70 atau 80 sudah ada. Tahu (kalau Gang Royal tempat lokalisasi), memang tahu. Bukan rahasia umum lagi, memang tahu," kata DA.
Baca juga: Warga Penjaringan Bisa Kumpulkan Rp 15 Juta Tiap Bulan dari Pemilik Kafe Lokalisasi Gang Royal
Menurut DA, bangunan berupa kafe tersebut hanyalah kedok semata. Para pemilik diduga menyediakan perempuan untuk pria hidung belang setiap harinya.
"Dulu asalnya dekat Erajaya, di situ ada tempat, (yang punya namanya) Wiwi. Terus dibongkar atau dijual gitu, nah, dia pindah ke sini (Gang Royal)," tutur pria kelahiran 1961 itu.
Seorang warga RW 013 Kelurahan Penjaringan bernama Musthofa turut membenarkan bahwa pemilik bangunan liar di Gang Royal karap menjajakan perempuan malam.
Kondisi itu dikhawatirkan Musthofa karena berdampak negatif dengan kesehatan, psikologis warga, utamanya masa depan anak yang hidup di RW 013 Kelurahan Penjaringan.
Baca juga: Minta Uang dari Lokalisasi Gang Royal, Warga Penjaringan: Tidak Ada Paksaan
"Sudah berulang kali terungkap adanya kasus human trafficking anak di bawah umur makanya kami bersurat agar Pemprov DKI Jakarta dapat menindaklanjutinya,” ucap Musthofa.
Agar praktik prostitusi di Gang Royal tak muncul lagi, Rakhmat meminta Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memberdayakan para pekerja seks komersial (PSK).
"Mereka (lokalisasi di Gang Royal) ditutup, tetapi selain itu dikasih solusi, diberikan pekerja, diarahkan keterampilannya," ucap Rakhmat.
Dia menilai, permasalahan lokalisasi di Gang Royal ini merupakan dampak ditutupnya praktik prostitusi di Kramat Tunggak dan Kalijodo.
"Nah, ini kalau tidak di-handle dengan komprehensif, pendekatan sosial, pendekatan ekonomi, ini akan menjadi masalah baru di kemudian hari," kata dia.
Rakhmat menduga, eksistensi lokalisasi di DKI Jakarta tidak hanya berdiri sendiri, melainkan memiliki sebuah jaringan yang luas.
"Karena ada jaringan yang terlibat, mungkin juga ada oknum aparat yang terlibat, sehingga ini bisa berpotensi akan menjadi masalah di kemudian hari. Jadi, ini harus hati-hati betul," imbuh dia.
"Jangan sampai ini akan menjadi masalah baru di kemudian hari kalau pemerintah daerah dan ditambah aparat yang lain itu tidak bisa menyelesaikan secara komprehensif," lanjut Rakhmat.
(Tim Redaksi : Baharudin Al Farisi, Fabian Januarius Kuwado, Jessi Carina, Ihsanuddin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.