Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Ukur Kualitas Udara Bermasalah karena Dekat Pabrik, DLH DKI: Pemindahan Butuh Kajian

Kompas.com - 25/09/2023, 19:43 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, saat ini belum berencana untuk memindahkan alat pengukur kualitas udara di Lubang Buaya, Jakarta Timur, yang bermasalah karena letaknya dekat dengan pabrik.

Menurut Asep, pemindahan alat ukur kualitas udara dari satu tempat ke lokasi lain itu membutuhkan kajian.

"Kalau dipindahkan itu harus ada kajian terlebih dahulu," ujar Asep di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/9/2023).

Baca juga: Pagi Ini, Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif

Asep mengatakan, akan melakukan kajian lebih dahulu dalam waktu dekat untuk memindahkan alat pengukur udara yang bermasalah karena pabrik itu.

"Mudah-mudahan kalau memang nanti ternyata harus dipindahkan, kami akan pindahkan. Karena memindahkan alat tidak bisa sembarangan, harus bener bener bisa merepresentasikan kondisi dari udara di sekitarnya," ucap Asep.

Asep sebelumnya menyatakan bahwa alat pemantau kualitas udara milik DLH DKI itu bermasalah karena lokasinya berdekatan dengan beberapa pabrik, antara lain tempat produksi tahu, arang, dan pembakaran kabel.

Kawasan industri tersebut berada di daerah Bekasi, Jawa Barat yang tidak bisa ditindak oleh DLH DKI.

"Alat itu kan sangat sensitif dengan kondisi di sekitarnya, ternyata alat itu dekat dengan pabrik tahu, pabrik pembuatan arang, ada juga pembakaran kabel," ucap Asep.

Baca juga: Repot-repot Pasang Puluhan ‘Water Mist Generator’, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Lagi di Dunia

Pemilihan titik-titik peletakan alat pemantau kualitas udara itu disebut sangat penting untuk dipertimbangkan.

Dengan demikian, keberadaan alat yang berada di Lubang Buaya itu akan dievaluasi.

"Walaupun radiusnya terbatas, tapi setidaknya bisa menggambarkan kondisi yang real terhadap lingkungan di sekitarnya," ucap Asep.

"Kayak (alat pemantau udara) IQAir juga gitu. Kan ditempatkan tak dengan sebuah kajian. Tidak dengan sebuah kriteria penempatan alat. Misalnya kita beli ya kita bebas tempatkan di mana, ngasal aja," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Tim Gegana Cek Air Tercemar Limbah Busa di Kali Baru Cimanggis, Nihil Kandungan Berbahaya

Megapolitan
Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Dinkes DKI Suntik Dosis Kedua Vaksin Cacar Monyet ke 411 Orang

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Pegawai Minimarket di Depok Curi Uang Rp 43 Juta untuk Judi Online

Megapolitan
Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Soal Arah Politik PA 212 di Pilpres 2024, Novel Bamukmin: Ada Hasil Ijtima Ulama, Sudah Jelas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Komplotan Pencuri Ketahuan Colong Besi Rel Kereta Bekas di Palmerah

Megapolitan
Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Kronologi Begal Lukai Pemuda yang Motornya Mogok, Berujung Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Pengurus Masjid di Tanjung Priok Pastikan Seleksi Calon Relawan Sebelum Diberangkatkan ke Palestina

Megapolitan
Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Pria Hendak Masturbasi di Transjakarta Tak Dilaporkan karena Diduga Berkebutuhan Khusus

Megapolitan
Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Lapak di Duren Sawit Terbakar, Diduga akibat Pembakaran Barang Bekas

Megapolitan
Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Bandit yang Lukai Pengendara Motor di Bekasi Ditangkap Orangtua Korban

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Seorang Pria Diduga Hendak Masturbasi di Bus Transjakarta

Megapolitan
Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Tidak Undang Capres-Cawapres ke Munajat 212, Novel Bamukmin: Kami Tidak Ingin Dicampurkan Urusan Politik

Megapolitan
Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Todong dan Lukai Pengendara Motor di Bekasi, Seorang Bandit Ditangkap Warga

Megapolitan
Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Aksi Munajat Kubro 212 Selesai, Massa Tinggalkan Area Monas

Megapolitan
Cerita Asep Berangkat dari Cirebon demi Hadiri Munajat 212 di Monas

Cerita Asep Berangkat dari Cirebon demi Hadiri Munajat 212 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com