TANGERANG, KOMPAS.com - Massa Ormas yang menyerang pedagang di Pasar Kutabumi, Tangerang, ternyata dikerahkan oleh Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja (NKR) selaku pengelola pasar itu.
Kapolresta Tangerang Kombes Sigit Dany Setiyono menyebutkan, hal itu diketahui berdasarkan surat permohonan pengerahan massa dari Perumda Pasar NKR.
Surat itu berisikan permohonan bantuan kepada Aliansi Masyarakat Peduli Pasar Rakyat-Banten, untuk pengamanan serta menggiring pedagang untuk pindah ke tempat penampungan pasar sementara (TPPS) Pasar Kutabumi.
"Satu surat yang berkaitan dengan peristiwa ini, yaitu surat dari Perumda Niaga Kerta Rahaja Pasar Kutabumi, yang berisi perihal permohonan bantuan kepada aliansi," kata Sigit kepada wartawan, Selasa (26/9/2023).
Baca juga: Sore Mencekam di Pasar Kutabumi, Anggota Ormas Serang Pedagang dan Jarah Dagangan...
Menurut dia, surat permohonan bantuan itu ditandatangani langsung oleh Kepala Pasar Kutabumi, dengan disertai cap basah.
"Surat permohonan secara resmi dari kepala Pasar Kutabumi. Ini sudah menunjukkan rangkaian peristiwa, segera motifnya akan kami kembangkan lebih dalam," ucap dia.
Di samping itu, Sigit mengungkapkan, Aliansi Masyarakat Peduli Pasar Rakyat-Banten itu terdiri dari enam ormas.
Mereka sengaja membentuk Aliansi Masyarakat Peduli Pasar Rakyat-Banten pada 21 September 2023, tepatnya tiga hari sebelum bentrokan itu pecah pada Minggu (24/9/2023) sore.
Namun, ia menegaskan, ormas yang terlibat dalam bentrokan dengan pedagang Pasar Kutabumi merupakan oknum.
"Mohon yang kami sampaikan adalah oknum. Untuk itu, kami akan pendalaman lebih jauh terkait keterkaitan antara peristiwa bentrokan yang terjadi di Pasar Kutabumi," ucap Sigit.
Baca juga: Selangkah Lagi, Polisi Ungkap Dalang dan Motif di Balik Bentrokan di Pasar Kutabumi
Dikonfirmasi terpisah, Dirut Pasar NKR Kabupaten Tangerang, Finny Widiyanti belum mau berkomentar banyak.
Ia beralasan, pihaknya tengah menggelar investigasi bersama pihak kepolisian.
"Kami akan sampaikan setelah selesai koordinasi dan investigasi internal dengan aparat dan pemerintah daerah untuk investigasi hal-hal tersebut," kata Finny.
Kesaksian pedagang
Salah satu pedagang perhiasan bernama Rina (54) mengungkapkan awal mula kronologi bentrokan antara pedagang dengan ormas tersebut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.