JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga bernama Pari (70) mengaku trauma setelah rumah tetangganya kebakaran pada Jumat (22/9/2023) malam.
Adapun kebakaran melanda rumah milik Sarmini (60) di Jalan Ampera 2, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur.
"Saya masih lemas sebenarnya, enggak mau omongin (peristiwa kebakaran), masih takut saya," ujar dia kepada Kompas.com di Pulogadung, Senin (25/9/2023).
Rumah Pari dan Sarmini hanya terhalang satu rumah warga lainnya. Pada malam kejadian sekitar pukul 19.30 WIB, seluruh keluarga Pari sedang berada di dalam rumah.
Baca juga: Kena Limpahan Air dari Toren yang Meledak, Rumah Lansia Selamat dari Kebakaran
Pari saat itu sedang bersiap-siap untuk shalat isya. Namun, tiba-tiba ia mendengar teriakan "Bau bensin! Bau bensin!" dari arah rumah sebelah kirinya.
Pari dan keluarganya kemudian berlari keluar rumah.
Rupanya, di depan rumahnya sudah ramai warga lainnya. Beberapa warga berlarian sambil membawa air, berupaya memadamkan api yang sudah membesar.
"Tiba-tiba ada yang teriak bau bensin. Semua langsung pada keluar rumah. Pas keluar, tahu-tahu api sudah gede. Tapi selebihnya saya enggak tahu (penyebab kebakaran)," terang Pari.
Pari menjelaskan, hal yang membuatnya trauma akan kebakaran itu adalah saat ia sekeluarga kesulitan menggendong suami Pari.
Suami Pari tidak bisa bergerak karena mengidap stroke. Dia harus dibantu satu atau dua orang untuk bergerak.
Baca juga: Tetangga Sempat Cium Bau Bensin Sebelum Kebakaran Rumah di Pulogadung
Beruntung, ketika anggota keluarga lainnya mengangkut surat-surat penting dari dalam rumah, Pari dibantu oleh seorang tetangga untuk mengangkut suaminya mengungsi ke rumah tetangga lain.
"Yang bikin saya trauma dan takut ngomongin api (kebakaran) karena masih ada rasa khawatir suami saya jadi korban, walaupun kenyataannya alhamdulillah selamat," ujar Pari.
Hal lainnya yang membuat Pari trauma adalah rumahnya nyaris dilahap si jago merah. Namun, saat itu rumahnya selamat berkat toren air milik tetangga yang meledak.
Imbas kebakaran itu, Pari mengaku jadi takut api. Ketakutannya memang tidak begitu memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Ia masih bisa memasak dengan kompor. Hanya saja, Pari selalu tergesa-gesa untuk mematikan kompor tersebut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.