JAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (28/9/2023) siang itu menjadi hari yang kelam bagi keluarga Muhidin (65).
Si jago merah melahap warteg milik mereka di wilayah Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat. Api juga merenggut nyawa anak kedua Muhidin dan kerabatnya.
Tiga anggota keluarga juga mengalami luka bakar cukup parah.
Korban tewas dalam kebakaran ini yakni dua wanita berinisial TR (31) dan P (21). TR merupakan anak Muhidin, sedangkan P adalah adik ipar TR alias adik sang suami.
Korban P saat itu tengah tertidur di lantai dua warteg, sedangkan TR berada di meja tempat melayani tamu.
"Korban TR berada di bawah, persis di meja keseharian yang bersangkutan memberikan pelayanan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin di tempat kejadian perkara (TKP).
"Kemudian, satu lagi di atas, di kamar. Posisinya sementara (diketahui) sedang tidur," sambung dia.
Sementara itu, tiga orang mengalami luka bakar, yakni suami TR yang berinisial S, anak TR dan S yang berinisial RF (7), dan seorang kerabat mereka berinisial D.
"Yang terkena luka bakar mantu, cucu, dan saudara (yang) lagi libur ke sini, main ke sini," kata Muhidin.
Muhidin pun hanya bisa pasrah atas musibah yang menimpa keluarganya.
"Saya merasanya bagaimana lagi. Namanya takdir. Orang lagi apes, mau bilang apa," tutur Muhidin.
Berdasarkan keterangan saksi, kebakaran diduga akibat kebocoran gas.
Saksi melihat TR dan suaminya tengah memasang tabung gas tiga kilogram.
"Informasi yang kami dapat, berawal saksi mendengar ada suara ledakan. Tadi kami lihat posisi (korban) persis seperti yang ditunjukkan saksi," tutur Komarudin.
"Inilah awal mula dari api yang membakar dua bangunan ini," sambung dia.
Baca juga: Pasrah Anaknya Tewas dalam Kebakaran Warteg di Gambir, Muhidin: Namanya Takdir…
Untuk diketahui, selain melahap warteg, si jago merah juga menyambar ke samping warteg itu, yaitu ruko penyedia jasa fotokopi.
Total ada 10 unit pemadam kebakaran (damkar) dan 41 personel yang dikerahkan untuk memadamkan api.
Terpisah, seorang penjaga warung di dekat TKP bernama Iyus mengaku mendengar ledakan sebelum api berkobar tinggi.
“Kedengaran suara meledak, kayaknya memang gasnya itu bocor enggak ketahuan. Satu kali meledak langsung nyambar semuanya,” kata Iyus saat diwawancarai di warungnya.
Adapun warung Iyus terletak tepat di samping ruko fotokopi yang ikut terbakar.
Iyus berujar, sesaat sebelum kebakaran terjadi, kondisi Jalan Kyai Tapa dan warung makan sedang sepi.
“Kira-kira jam 12.48 WIB (kejadiannya). Syukurnya, kondisi jalan sedang sepi. Tumben, jam makan siang harusnya ramai-ramainya orang,” ujar Iyus.
“Biasanya rame terus di situ (wartegnya), apalagi jam makan siang,” lanjut dia.
Baca juga: Saksi Dengar Ledakan Sebelum Kebakaran Warteg di Gambir yang Tewaskan 2 Orang
Saat kejadian, anak korban tewas berinisial RF (7) mendatangi warung Iyus dengan keadaan punggung terbakar.
“Saya nyadar (itu) anaknya Bu Warteg, seumuran anak saya. Dia teriak-teriak minta tolong dalam keadaan kebakar punggungnya, saya langsung buka galon,” kata Iyus.
“Langsung tak sungkurin, tak dorong. Maksudnya saya itu, biar dia enggak lari dan langsung saya siram,” lanjut dia.
Baca juga: Kebakaran di Gambir Tewaskan Dua Orang, Salah Satunya Sedang Tidur
Usaha Iyus membuka galon tak berhasil. Lantas, Iyus segera berlari ke dalam warung untuk mengambil seember air dari kamar mandi.
“Langsung tak siram. Habis itu udah enggak mikirin apa-apa. Mau mikirin Bapak Warteg (ayah RF), sudah enggak bisa. Apinya sudah besar, panas,” tutur Iyus.
Usai RF dievakuasi, Iyus segera membawa keluar anak, istri, dan adiknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.