JAKARTA, KOMPAS.com - Ada rumor yang mengatakan bahwa CHR (16), putra perwira menengah (Pamen) TNI AU, adalah korban bullying.
Adapun tubuh CHR ditemukan di Pos Spion, Ujung Landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (24/9/2023) malam, dalam keadaan terpanggang.
Namun, penyelidikan sementara kepolisian memastikan bahwa CHR bukanlah korban bullying.
"Sementara tidak ada (dugaan CHR adalah korban bullying)," tegas Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leo Simarmata di Polres Metro Jakarta Timur, Jumat (29/9/2023).
Baca juga: Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim
Saat ini, sudah ada 10 saksi uang yang diperiksa sejak Selasa (26/9/2023) sampai Jumat. Dari deretan saksi itu, dua di antaranya adalah ayah dan ibu CHR.
Sebelumnya, Rabu (27/9/2023), sang ibunda belum bisa dimintai keterangan perihal kematian anaknya lantaran masih histeris.
Oleh karena itu, mereka baru bisa dimintai keterangan pada Jumat.
Selain orangtua CHR, saksi lainnya yang diperiksa adalah wali kelas, guru bimbingan konseling (BK), dan empat teman sekelas CHR.
Kemudian sekuriti Pos Spion atas nama Sasono Bayu Aji dan anggota POM (Polisi Militer) yang sedang piket pada saat kejadian.
Baca juga: 10 Saksi Diperiksa Terkait Temuan Jasad Anak Perwira TNI AU di Lanud Halim
Leo menuturkan, berdasarkan keterangan para saksi yang berasal dari lingkungan sekolah CHR, tidak ada keterangan soal korban pernah dirundung semasa hidupnya.
Namun, ia menegaskan bahwa jumlah saksi akan terus bertambah lantaran penyelidikan terhadap kasus ini masih berjalan.
"(Kasus CHR) masih dalam penyelidikan kami. Masih akan bertambah saksi-saksi yang akan kami periksa," kata Leo.
Sebelumnya diberitakan, jasad CHR ditemukan di Pos Spion, Ujung Landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu malam.
Ketika ditemukan, tubuh anak Pamen TNI AU itu dalam keadaan terpanggang.
Berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan pada Senin (25/9/2023) pagi, pihak kedokteran forensik menemukan tanda-tanda penganiayaan.
"Dari hasil otopsi, memang kami dapatkan tanda-tanda penganiayaan. Tanda-tanda penganiayaan berupa luka-luka (bacok) pada dada," terang Kepala Rumah Sakit RS Polri Kramatjati, Brigjen Pol Hariyanto, Selasa (26/9/2023).
Ia melanjutkan, proses otopsi sudah selesai setelah ditemukan adanya kemungkinan penganiayaan pada CHR.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.