"Dan saat pertama ketemu, mama lagi terbaring di rumah sakit, di sana benar-benar aku enggak bisa nahan nangis dan langsung meluk mamaku. Tapi mamaku malah marahin aku nangis dan terlihat kuat di depanku seperti enggak sakit dan mama minta pulang ke rumah karena katanya sudah sembuh," tutur Anita.
Siapa sangka, meski tiket pesawat sudah di tangan, namun sehari sebelum Anita berangkat ke Jakarta, kesehatan ibunya kembali drop.
Sang ibunda pun harus mendapat perawatan insentif lagi di rumah sakit. Anita pun tak jadi kembali ke Jakarta.
"Di sana pertama kalinya aku naik ambulance sama mama," kata dia.
Baca juga: Kisah Perantau dari Pelosok Riau ke Jakarta: Banyak yang Bilang, Hidup di Jakarta Itu Keras
Pikirannya pun kian kacau sampai akhirnya Anita bertekad ingin keluar dari pekerjaan demi bisa merawat sang ibu.
"Pikiranku udah enggak karuan dan aku sudah enggak mikir panjang lagi buat mutusin resign dari tempatku kerja karena memang mau ngerawat mama aku aja," lanjut dia.
Anita bersyukur, atasannya ternyata memberi izin lebih lama lagi supaya ia bisa merawat ibu di rumah sakit. Meski tak lama kemudian, ibu Anita meninggal dunia.
"Alhamdulillahnya aku bekerja di perusahaan yang benar-benar orangnya baik banget, aku dibolehin ngerawat mamaku dan Allah berkata lain, enggak lama dari itu mama meninggal," kenang dia.
Setelah sang ibu pergi, hampir dua bulan Anita tidak masuk kerja. Atasan di kantor pun ikut bertanya bagaimana kelanjutan kontrak kerjanya saat itu.
Baca juga: Ingin Mengadu Nasib ke Jakarta? Simak Kiat Perantau yang Satu Ini
Anita sadar, ia tidak bisa bersedih terlalu lama. Sebab masih ada dua orang adik yang kini menggantungkan harapan padanya.
"Jujur aku hancur banget kayak hilang arah, apa sih yang harus aku lakukan lagi. Tapi aku sadar hidup terus berlanjut dan masih ada dua orang adikku yang sangat butuh aku," kata dia tersenyum tipis.
Setelah berbagai pertimbangan, Anita akhirnya kembali bekerja ke Jakarta lagi. Namun ada yang berbeda dengan keberangkatannya kali ini.
Jika dulu Anita berangkat seorang diri saat pertama kali meniti karier di Ibu Kota, kini ia memboyong kedua adik perempuannya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama itu agar bisa selalu dekat dengan dia.
"Akhirnya aku membangkitkan diriku sendiri. Aku balik lagi ke Jakarta dengan membawa adik-adikku dan pindahkan mereka sekolah ke Bandung biar enggak jauh dariku," ucap dia menutup cerita kami malam itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.