Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pengerukan Kali Bikin Turap Kali Sunter di Cipinang Ambles, Jalanan Jadi Turun dan Retak

Kompas.com - 10/10/2023, 09:54 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pengerukan Kali Sunter di Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, disebut jadi penyebab amblesnya turap di wilayah RT 005 sampai RT 003 di RW 10.

Ketua RW 10 Untung Mulyadi mengatakan, pengerukan dikerjakan sekitar tujuh sampai delapan tahun lalu.

"Proses amblesnya karena ada pekerjaan (proyek). Dulu kali ini dangkal, jadinya ada pengerukan," ucap Untung di lokasi, Senin (9/10/2023).

Proyek pengerukan ketika itu dilakukan terlalu dalam sehingga diduga membuat sejumlah tiang pancang pada turap yang sudah ada patah dan longsor.

Baca juga: Turap Kali Sunter di Cipinang Ambles, Ketua RW Sebut sejak Pengerukan Delapan Tahun Lalu

Imbasnya, susunan turap yang berupa pelat-pelat beton pun terperosok sejauh tiga meter beserta tanah yang sebelumnya tertahan.

Akibatnya, terjadi penumpukan di bantaran Kali Sunter wilayah RW 10 Cipinang.

Beberapa titik aliran kali menyempit menjadi sekitar dua sampai tiga meter. Padahal sebelumnya lebar kali mencapai enam meter.

"Awalnya rapi, turap-turap yang berbentuk kotak. Karena kali dikeruk, tiang pancang enggak ada (patah dan longsor), turap ambles. Setiap hujan bikin tanah-tanah longsor," jelas Untung.

Sudah diperbaiki, tetapi...

Sebelumnya, aliran Kali Sunter di wilayah RW 10 Cipinang memiliki turap berupa pelat-pelat beton berbentuk kotak.

Untung menjelaskan, turap itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Ia tidak mengingat pasti kapan, tetapi turap sudah berdiri kokoh pada tahun 1990.

Ia menuturkan, turap langsung didirikan saat aliran Kali Sunter di RW sudah dilebarkan menjadi enam meter.

Sejak turap itu ambles akibat pengerukan pada tujuh sampai delapan tahun lalu, perbaikan sudah dilakukan sekitar awal 2020.

Baca juga: Detik-detik Evakuasi Pekerja Proyek Tertimpa Turap di Tangsel, Korban Tewas Terendam Lumpur

Penanganan sementara dilakukan dengan pemasangan bronjong kawat. Kendati demikian, bronjong kawat tidak disertai dengan tiang pancang.

Tak heran kalau pada akhirnya bronjong kawat tidak bertahan lama. Longsor pun kembali terjadi.

"Penanganan sekadar bronjong kawat, sekitar tahun 2020 awal, sementara itu ini tanahnya berat. Karena enggak pakai tiang pancang, longsor lagi tanah sama bronjong-bronjongnya tiga tahunan ini," ucap dia.

"Pakai bronjong kawat sebenarnya efektif juga, tapi harus tetap ada tiang pancang sebagai penahan. Cuma ini karena enggak ada tiang pancang, tanah jadi bergeser terus, bronjong juga jadi gampang ambrol," imbuh Untung.

Jalanan menurun

Untung mengatakan, mengecilnya aliran kali karena longsoran turap lama dan turap baru tidak terlalu bermasalah.

Sebab, RT 005 sampai RT 003 yang berada di sekitar kali berjarak cukup jauh dari tepi kali, dan berada pada ketinggian tiga meter.

Hanya saja, ia khawatir apabila tebing tepi kali tidak dipasang turap. Sebab, tanah yang menyisa dan semen di jalanan permukiman dapat tergerus setiap hujan tiba.

Semakin lama dibiarkan, semakin cepat longsor terjadi. Permukiman warga pun berpotensi ambles ke Kali Sunter.

Bahkan, saat ini jalan setapak di deretan RT tersebut mengalami penurunan sebanyak beberapa sentimeter.

Baca juga: Turap Kali Sunter di Cipinang Ambles, Jalan di Permukiman Warga Jadi Menurun

"Jalanan menurun karena bagian bawahnya selalu tergerus air, jadinya (fondasi) bawahnya kosong sehingga jalanannya menurun," tutur Untung.

"Bertahap (imbas) amblesnya, hitungan tahunan. Kalau sudah musim hujan, kelihatan ada sebagian tanah yang turun dan jalanan mulai retak," sambung dia.

Oleh karena itu, warga secara swadaya menambal jalan menggunakan puing-puing berupa bongkahan batu.

Dengan menumpuk puing, warga berharap dapat membuat permukaan jalanan tidak terlalu rendah ketika fondasi menurun karena turap tak kunjung diperbaiki.

Pengaspalan tidak bisa dilakukan lantaran jalur itu perlu memiliki fondasi yang cukup kuat, yang mana saat ini tidak dimiliki warga RT 005 sampai RT 003.

"Jalanan sudah kelihatan lama menurun, setiap hujan sudah pasti ada kelihatan perbedaan. Mau perbaikan jalan total ya harus dimulai dari perbaikan turap," tutur dia.

Bantuan dari Pemkot Jaktim

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur disebut bakal membantu warga RW 10 Cipinang.

"Wali Kota akan sampaikan (kondisi turap Kali Sunter) ke Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) karena ini di bawah naungan BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane)," kata Untung.

Pihak Pemkot Jakarta Timur memang tidak akan terjun langsung memperbaiki turap yang sudah ambles itu.

Baca juga: Pemkot Jaktim Disebut Bakal Bantu Perbaikan Turap Kali Sunter di Cipinang

Sebab, mereka tidak ingin melangkahi Kementerian PUPR, dalam hal ini BBWSCC. Namun, mereka akan menampung keluhan warga setempat.

"Mereka hanya menampung saran, mau disampaikan ke pusat langsung (Kementerian PUPR)," kata Untung.

Namun, ia mendengar kabar bahwa turap Kali Sunter yang ambles akan diperbaiki menggunakan bronjong kawat untuk sementara waktu.

Jika betul bronjong kawat jadi solusi untuk saat ini, warga berharap akan ada tiang pancang yang ditambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com