Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Ganjil Genap untuk Sepeda Motor Kembali Mencuat, Lebih Banyak yang Menolak

Kompas.com - 11/10/2023, 11:45 WIB
Larissa Huda

Editor

"Kalau begitu, pembenahan untuk transportasi umum juga perlu dilakukan. Dibuat 24 jam misalnya, atau bisa dengan dibuat harganya jadi terjangkau," kata Rachman.

"Kalau tiba-tiba sepeda motor kena ganjil genap, kasihan orang-orang yang setiap harinya bekerja dengan mobilitas yang tinggi," ucap karyawan swasta itu.

Transportasi umum dinilai lebih penting

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana menolak wacana Pemprov yang bakal mengkaji usulan pemberlakuan ganjil genap untuk sepeda motor di sejumlah ruas jalan di Ibu Kota.

Menurut Willian, PSI DKI Jakarta lebih setuju Pemprov membenahi masalah transportasi umum demi kecepatan dan kenyamanan untuk masyarakat.

Baca juga: 28 Gerbang Tol Dalam Kota yang Kena Aturan Ganjil Genap Jakarta

"Saya rasa belum saatnya (terapkan ganjil genap untuk motor), mestinya pemerintah fokus terlebih dahulu untuk meningkatkan kecepatan dan kenyamanan di transportasi umum," ujar William, Selasa (10/10/2023).

Menurut William, sampai saat masih banyak daerah baik di Jakarta maupun daerah penyangga Ibu Kota yang belum terjangkau oleh transportasi umum.

Dengan demikian, Pemprov DKI harus melihat masalah tersebut sebagai pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan agar transportasi umum lebih baik.

"Disinsentif untuk transportasi pribadi khususnya motor sebaiknya dilakukan terakhir ketika transportasi umum sudah terintegrasi dan hadir di pelosok-pelosok daerah," kata William.

Baca juga: Wacana Motor Kena Ganjil Genap di Jakarta, Pengemudi Ojol Minta Dikecualikan

Perlu kajian matang

Pemerhati masalah transportasi dan hukum, Budiyanto mengatakan, peningkatan jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta relatif tidak terkendali yang didominasi oleh sepeda motor.

Ia mencatat jumlah sepeda motor di Ibu Kota kurang lebih ada 18,33 juta unit pada Agustus 2023. Ia meyakini aturan ganjil genap bisa saja mengatasi solusi lalu lintas. Namun, kata dia, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.

Perlu diingat, kata Budiyanto, pengguna sepeda motor sangat banyak. Kebijakan baru butuh sosialisasi yang tepat dan jangan sampai terjadi benturan saat pelaksanaan.

"Hanya, ganjil genap yang diberlakukan untuk sepeda motor harus melalui kajian yang matang baik dari aspek yuridis, ekonomi, sosial, dan keamana, ucap Budyanto.

Baca juga: Kapolri Usulkan Ganjil Genap untuk Sepeda Motor

Ia khawatir wacana itu dapat memicu resistensi yang cukup tinggi lantaran populasi pengguna motor cukup tinggi

"Berikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jalan dan pemangku kepentingan yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan tentang hakikat atau tujuan program tersebut," katanya.

(Tim Redaksi : Gilang Staria, Muhammad Isa Bustomi, Aprida Mega Nanda, Agung Kurniawan, Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com