Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Culture Shock" Safira Merantau di Jakarta, Kaget Orang Serba Cepat dan Buru-buru di Kendaraan Umum

Kompas.com - 17/10/2023, 13:28 WIB
Xena Olivia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama sebulan terakhir, Safira Nurulita (22) menjejakkan kaki di Ibu Kota sebagai perantau.

Wanita asal Semarang, Jawa Tengah itu tidak menyangka orang-orang di Jakarta memiliki gaya hidup yang serba cepat. Terutama, saat naik transportasi umum.

Culture shock aku. Yang pertama itu orangnya, karena semuanya itu serba buru-buru. Apalagi di transportasi umum,” kata Safira saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (17/10/2023).

Baca juga: Cerita Perantau dari Sumatera Utara Saat Tiba di Jakarta, Kaget Harga Martabak Mahal

Safira heran dengan suasana halte dan stasiun yang betul-betul riuh. Menurut dia, para penumpang transportasi umum benar-benar fokus pada diri masing-masing.

“Benar-benar enggak mikirin orang lain, benar-benar fokus ke diri sendiri. Disenggol-senggol, harus serba cepat nge-tap in/tap out kartu e-money. Enggak bisa santai,” sambung dia.

Pernah dimarahi penumpang Transjakarta

Safira pertama kali menggunakan moda transportasi Transjakarta pada 27 September 2023. Kala itu, dia hendak menuju Halte Palmerah dari Gelora Bung Karno.

Mulanya, dia tidak memahami sistem tap out dari mesin tap di dalam bus.

“Waktu (mau) tap out disuruh turun enggak di halte, di pinggir jalan. Tap out di dalam busnya. Aku enggak ngerti, pas aku tempelin kok tulisannya ‘card error’,” tutur gadis kelahiran 23 Juli 2001 itu.

Sayangnya, penumpang di belakang Safira tidak sabaran. Bahkan, menyeletuk dengan nada marah kepadanya.

Baca juga: Kisah Perantau dari Pelosok Riau ke Jakarta: Banyak yang Bilang, Hidup di Jakarta Itu Keras

“Di belakang kan sudah pada antre, bilang gini ‘bisa cepetan gak sih, Mbak? Kalau enggak bisa minggir dulu, deh!’” kata Safira, mencontohkan ucapan penumpang lain.

Lantaran merasa tidak enak, dia pun mengalah dan beranjak ke pinggir. Penumpang di belakangnya dengan cekatan maju dan melakukan tap out.

Setelah antrean usai, barulah Safira meminta tolong kepada petugas Transjakarta.

Meski pernah mendapatkan pengalaman tak enak, hal itu tak membuat Safira trauma naik transportasi umum.

“Kalau bikin trauma sih enggak. Agak syok dikit saja, karena enggak bisa lihat dari satu sudut pandang saja. Bisa saja orang di belakang buru-buru atau capek pulang kerja,” kata Safira.

Bagi yang ingin merantau ke Jakarta untuk pertama kali, Safira berpesan agar mempersiapkan mental dan segudang rasa sabar.

“Siapkan mental yang banyak-banyak (dan) sabar kalau ke tempat umum, apalagi stasiun dan halte,” celetuk dia sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com