Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Yakin Ledakan di Setiabudi Berasal dari Sisa Bom Asrama Aceh 22 Tahun Lalu

Kompas.com - 23/10/2023, 20:07 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga bernama Hariyanto (65) meyakini ledakan di rumah yang tengah direnovasi di Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Rabu (18/10/2023) lalu, berasal dari sisa bom yang 22 tahun silam meledak di lokasi serupa.

Hariyanto masih ingat betul peristiwa pada 2001 itu karena ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Saat itu, bom meledak dari asrama mahasiswa Aceh, yang letaknya persis di samping tempat kejadian perkara (TKP) ledakan saat ini. 

"Persis kayak 2001, tapi 2001 itu kan (bom) rakit, tapi memang baru tahu itu tempat perakitan ketika bomnya sudah meledak. Awalnya enggak ada yang tahu itu teroris. Tahunya itu cuma tempat tinggal mahasiswa Aceh," tutur Hariyanto saat berbincang dengan Kompas.com di sekitar TKP pada Senin (23/10/2023) sore.

Baca juga: Bom Pernah Meledak di Setiabudi 22 Tahun Silam, Lokasinya Persis di Samping TKP Saat Ini

Kata Hariyanto, pada masa itu rumah yang jadi TKP ledakan saat ini hanyalah sepetak lahan kosong yang ditumbuhi tanaman pisang.

Sedangkan bangunan di sebelahnya yakni asrama mahasiswa Aceh yang merantau di Jakarta.

Ia pun baru mengetahui bahwa sejumlah mahasiswa Aceh merakit bom di sana setelah ledakan pada Mei 2021.

"Dulu ini kan masih asrama Aceh, ya ini (TKP) cuma tanah kosong, istilahnya di situ (Asrama Aceh) tempat perakitan bom, orang pada enggak tahu. Mungkin mau diledakin atau gimana, mau buat ngebom di mana itu, rakitnya di sini. Yang meninggal berapa itu dua atau tiga kurang ingat, tapi yang rakit meninggal semua," ujar dia.

Baca juga: Siang Menggemparkan di Setiabudi: Terjadi Ledakan karena Benda Diduga Bom, 1 Orang Tewas dan 3 Luka-luka

Hariyanto yakin bahwa ledakan pada Rabu lalu itu bukanlah dari septictank seperti informasi awal yang beredar, melainkan dari bom.

Sebab, ia melihat warna asap pekat serta mencium bau menyerupai petasan pasca ledakan berlangsung.

Hariyanto (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023). Hariyanto (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023). Hariyanto (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023).

Menurut dia, ledakan itu mirip dengan peristiwa 22 tahun lalu. Ledakannya pun sangat kencang, meskipun tidak sehebat pada 2001 silam.

"Kemarin saja waktu meledak, ini telinga saya masih kayak budek sampai sekarang. Saya diinterogasi sama gegana, warna asap hitam kebiru-biruan, baunya belerang kayak petasan. Orang-orang pada bilang septic tank, enggak ada. Itu bom," ujar dia yakin.

"Ini saja saya masih agak budek. Plafon-plafon saya di dapur, kamar mandi pada jebol, kencang banget ledakannya," tandas Hariyanto.

Baca juga: Detik-detik Benda Diduga Bom Meledak di Setiabudi...

Adapun ledakan di rumah yang tengah direnovasi itu menewaskan seorang pekerja bangunan berinisial A.

A yang sedang menggali tanah untuk fondasi tewas di TKP setelah terkena ledakan dari sebuah benda yang terkubur di tanah.

Tiga rekan A juga mengalami luka-luka akibat ledakan itu.

Polisi hingga saat ini masih menyelidiki benda putih diduga bom yang menjadi pemicu ledakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com