Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Benda Diduga Bom yang Meledak di Setiabudi dan Peristiwa Serupa 22 Tahun Silam

Kompas.com - 23/10/2023, 21:02 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus ledakan benda diduga bom di sebuah rumah yang tengah direnovasi di wilayah Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Rabu (18/10/2023) siang masih menjadi teka-teki.

Pasalnya, polisi masih berupaya menyelidiki ledakan yang menewaskan seorang tukang bangunan itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, penyelidikan dilakukan oleh tim gabungan dari laboratorium forensik, balistik metalurgi forensik, kedokteran forensik, Inafis, dan tim penjinak bom Gegana.

Baca juga: Detik-detik Benda Diduga Bom Meledak di Setiabudi...

Penyelidikan yang dilakukan, kata Hengki, mulai dari meneliti lokasi kejadian, barang-barang di sekitar lokasi, hingga meneliti serpihan dalam tubuh korban yang saat ini berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

”Belum bisa disimpulkan. Nanti secara bersama-sama (tim gabungan) berkolaborasi untuk menyimpulkan jenis bom yang ditemukan ini. Kami akan periksa enam saksi termasuk korban luka. Benda yang diduga bom ini ditemukan di dalam tanah,” ujar Hengki, Kamis (19/10/2023), dilansir dari Kompas.id.

Bom pernah meledak di Setiabudi 22 tahun silam

Hariyono (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023). Hariyono (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023). Hariyono (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023).

Warga sekitar bernama Hariyanto (65) mengungkapkan bahwa ledakan yang terjadi mengingatkannya pada peristiwa yang disaksikannya secara langsung pada 22 tahun silam.

Pasalnya, ledakan serupa juga terjadi pada Mei 2001 di asrama mahasiswa Aceh, yang mana letaknya persis di samping tempat kejadian perkara (TKP) ledakan pada Rabu pekan lalu.

Hariyanto mengatakan, saat itu lokasi di samping asrama mahasiswa Aceh masih berupa tanah dan kebun kosong.

Baca juga: Bom Pernah Meledak di Setiabudi 22 Tahun Silam, Lokasinya Persis di Samping TKP Saat Ini

"Persis kayak 2001, tapi 2001 itu kan (bom) rakit, tapi memang baru tahu itu tempat perakitan ketika bomnya sudah meledak. Awalnya enggak ada yang tahu itu teroris. Tahunya itu cuma tempat tinggal mahasiswa Aceh," kata Hariyanto saat berbincang dengan Kompas.com di sekitar TKP pada Senin (23/10/2023) sore.

Hariyanto berujar, ledakan yang terjadi 22 tahun lalu jauh lebih besar daripada ledakan yang terjadi pada Rabu pekan lalu.

Saking besarnya, kata Hariyanto, mahasiswa asal Aceh yang terlibat dalam perakitan bom itu tewas dalam keadaan mengenaskan.

Beruntung, istri temannya yang saat itu bekerja sebagai juru masak di asrama tersebut sedang berada di luar sehingga tidak ikut menjadi korban ledakan bom.

"Dulu yang kerja di sini (asrama mahasiswa Aceh) istri teman saya. Sebelum bom meledak itu, memang ada berapa kamar yang enggak boleh dibuka. Jadi istri temen saya itu kerjanya cuma masakin mereka. Nah dia disuruh beli rokok ke luar, baru sampai taman sini, sudah meledak. Kalau ibunya enggak keluar bisa mati di situ," ujar Hariyanto.

Hariyanto tampak mengingat-ingat insiden nahas berpuluh tahun silam.

Baca juga: Warga Yakin Ledakan di Setiabudi Berasal dari Sisa Bom Asrama Aceh 22 Tahun Lalu

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com