Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Tingkat Kematian Cacar Monyet Sekitar 1 Persen, Dinkes DKI: dari 100 Kasus Positif Kemungkinan 1 Meninggal

Kompas.com - 27/10/2023, 22:41 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta gencar melakukan upaya deteksi, preventif, dan respons cepat untuk mencegah penyebaran infeksi virus cacar monyet atau monkeypox semakin meluas.

Pasalnya, case fatality rate atau tingkat kematian cacar monyet (monkeypox) mencapai sekitar 1 persen.

“Artinya dari 100 kasus positif kemungkinan ada satu yang meninggal," ungkap Plt. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati, Jumat (27/10/2023).

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Meningkat, Dinkes DKI Jakarta Targetkan Vaksinasi 500 Orang

"Mayoritas karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko, seperti Lelaki Seks Lelaki (LSL), ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan lansia,” lanjut Ani.

Adapun kasus aktif cacar monyet tidak hanya ditemukan pada kontak erat, tetapi juga pasien suspek bergejala yang datang ke fasilitas kesehatan.

Kemudian dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan. Jika dinilai menunjukkan tanda dan gejala khas penyakit cacar monyet, dilakukan tes PCR.

Untuk membantu pemeriksaan PCR yang dilakukan di Laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Dinkes DKI Jakarta juga telah menyiapkan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta.

Pasien yang terkonfirmasi positif usai tes PCR akan segera dilakukan pemeriksaan lanjutan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mendapatkan informasi genetik mengenai asal penyakit dan penyebarannya di masyarakat.

Baca juga: Warga Bergejala Cacar Monyet Diimbau Segera Isolasi Diri di Rumah dan Periksa ke Puskesmas

”Setiap kasus positif langsung diisolasi di rumah sakit, bahkan untuk suspek/terduga dengan gejala khas/kontak erat seksual yang sedang menunggu hasil PCR juga diisolasi di rumah sakit," ujar Ani.

"Sementara untuk kontak erat non-seksual, akan dipantau gejalanya setiap hari oleh Puskesmas Kecamatan. Jika bergejala, akan dilakukan pemeriksaan lab. Dan setiap kontak erat seksual akan langsung diisolasi dan dilakukan pemeriksaan lab,” tutur Ani.

Sementara itu, kasus cacar monyet bertambah dari sebelumnya 13 menjadi 17 orang per hari ini, Jumat. Dua di antaranya dari luar DKI Jakarta.

"Pasien yang masuk dalam kasus positif aktif itu bergejala ringan dan tertular dari kontak seksual. Semua pasien adalah laki-laki usia 25-50 tahun," jelas Ani.

Dari 16 pasien yang menjalani isolasi di rumah sakit, masih ada 11 orang yang bergejala atau suspek.

Baca juga: Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Masyarakat Diminta Hindari Kontak Kulit dengan Orang Bergejala

Selain itu, 20 orang lainnya yang menjalani tes PCR dinyatakan negatif cacar monyet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com