Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejanggalan Kematian Ayah dan Balitanya yang Jasadnya Membusuk di Koja, dari Bercak Darah hingga Perangai Istri

Kompas.com - 31/10/2023, 05:05 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penemuan jasad seorang pengusaha travel umrah bernama Hamka Rusdi (50) bersama anak bungsunya, AQ (10 bulan) masih menyisakan sejumlah pertanyaan.

Kedua jenazah ditemukan membusuk dalam rumah di Jalan Balai Rakyat V Nomor 12, RT 006, RW 003, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (28/10/2023).

Istri Hamka, NP (32) dan anak sulungnya AD (3) juga turut ditemukan berada dalam rumah itu dalam kondisi lemas. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.

Baca juga: Detik-Detik Jasad Ayah-Bayi Ditemukan di Koja: Rumah Berantakan dan Sang Istri Kebingungan

Polisi masih mengharapkan keterangan yang mumpuni dari NP. Namun, hingga saat ini, kondisi psikologis istri Hamka itu belum memungkinkan untuk memberikan kesaksian.

Kendati demikian, Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar (Kombes) Gidion Arif Setyawan sudah mengungkap sejumlah petunjuk. Berikut sejumlah pertanyaan yang belum terjawab:

1. Bercak darah di tubuh istri

Polisi menemukan bercak darah pada tubuh NP istri Hamka. Hamka ditemukan tewas bersama anak bungsunya, AQ  di rumah mereka.

Kendati demikian, Gidion memastikan bahwa beberapa bercak darah tersebut bukan milik NP. Pasalnya, tak ada luka terbuka pada tubuh NP.

Baca juga: Hasil Otopsi Kasus di Koja: Hamka Sudah Tewas Selama 10 Hari, Bayinya 3 Hari

(Tapi) ada beberapa bercak darah yang menempel di tubuhnya, tapi itu bukan dari luka istrinya. Itu kita harus tunggu hasil forensiknya darahnya dari siapa," ungkap Gidion, Senin (30/10/2023).

2. Jejak darah juga ada di tubuh Hamka

Tak hanya pada tubuh NP, jasad Hamka disebut juga ada bercak darah. Namun, lagi-lagi yang jadi pertanyaan adalah polisi juga tak melihat ada luka terbuka pada tubuh Hamka.

Oleh karena itu, pihak kepolisian masih harus menjalani uji forensik berupa histopatologi dan toksikologi guna mengungkapkan penyebab kematian Hamka.

"Jadi, tidak tampak kasat mata luka terbuka. Ada luka di bagian wajah dan bagian kening. Tapi itu yang harus kita uji forensik berikutnya yang harus menguatkan," ujar Gidion.

Baca juga: Istri Tak Melapor Saat Suami dan Bayinya Tewas Membusuk di Koja, Pakar Duga Ada Kemungkinan Familicide

3. Lebam pada tubuh sang anak

Polisi menemukan luka pada tubuh anak bungsu Hamka, AQ. Hanya saja, hal tersebut bukanlah luka terbuka atau sayatan senjata tajam (sajam).

"Iya ada luka (lebam pada tubuh AQ). Itu yang mau kita ingin uji lagi. Kalau sajam, itu kan cenderung pada sayatan. Ini bukan," ungkap Gidion.

4. Rumah berantakan

Gidion mengungkapkan bahwa kondisi rumah Hamka sangat berantakan saat jajarannya hendak mengevakuasi para korban.

"Dari fisik, kami temukan kondisi TKP yang sudah bisa dikatakan berantakan kondisi rumahnya, seperti tidak berpenghuni," kata Gidion.

Baca juga: Hamka, Ayah yang Tewas bersama Bayinya di Koja, Punya Usaha Travel Umrah

Sementara itu, menurut keterangan tetangga Hamka bernama Fitra (36), NP dalam kondisi bingung saat dikeluarkan dari rumah tersebut.

5. Istri tak melapor

Gidio menyebutkan, Hamka dan anak bungsunya disebut sudah meninggal dalam waktu cukup lama. Hamka diduga sudah meninggal sejak 10 hari lalu.

Sementara itu, masih berdasarkan hasil otopsi sementara, anak bungsu Hamka, AQ yang juga ditemukan tewas bersama ayahnya itu, sudah meninggal dunia selama tiga hari.

Yang jadi pertanyaan, sang istri tak melaporkan kematian suami dan anak bungsunya itu. Saat ditemukan, wanita itu kebingungan. NP tak dapat berkomunikasi dengan baik.

Baca juga: Sebelum Tewas Membusuk di Rumahnya, Hamka Sempat Mengeluh Sakit Tenggorokan

6. Kecil kemungkinan keterlibatan orang lain

Polisi mengatakan, kecil kemungkinan dimasuki oleh orang tak dikenal selain pihak keluarga di tempat ditemukannya Hamka dan bayinya yang tewas.

"Kalau kami lihat TKP (tempat kejadian perkara), ada empat orang. Kecil kemungkinan jejak orang asing masuk. Karena, kondisi pintu yang tertutup, tidak ada jejak secara scientific," ujar Gidion.

Adapun Hamka sempat mengeluh sakit tenggorokan sebelum akhirnya ditemukan tewas membusuk bersama AQ. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan ponsel Hamka.

7. Anak ikut tewas

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri, menyoroti sikap NP yang tak melapor saat sang suami tewas. Reza berpandangan, apabila sang istri memilih menjauh dari rumah justru akan mengirim pesan bahwa dia pelaku pembunuhan.

Baca juga: Percakapan Terakhir Warga dengan Hamka, Ayah yang Tewas Misterius Bersama Bayinya di Koja

"Padahal, mungkin saja niatnya adalah familicide, yaitu kombinasi homicide (pembunuhan) dan berlanjut dengan suicide (bunuh diri). Polisi investigasi semuanya," ucap Reza kepada Kompas.com, Senin (30/10/2023).

Adapun familicide adalah peristiwa pembunuhan di mana seorang pelaku membunuh anggota keluarga. Biasanya, pelaku yang melakukan familicide bisa berujung pada bunuh diri.

"Kalau pembunuhan, spekulasi ini tampaknya relevan. Toh, saya bayangkan, anak usia dua tahun tidak berpikir untuk bunuh diri. Jadi, mungkin dia dihabisi," ucap dia.

(Tim Redaksi : Baharudin Al Farisi, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com