JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah angkatan kerja di Ibu Kota ada 5,43 juta orang per Agustus tahun ini.
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2023, terdapat kenaikan angkatan kerja 174,84 ribu orang dibanding Agustus 2022.
Adapun jumlah orang yang bekerja tercatat bertambah 197 orang, yakni menjadi 5,07 juta orang pada Agustus 2023. Meski begitu, masih ada 354,49 ribu orang yang tercatat menganggur di Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI: Tingkat Pengangguran di Jakarta Turun ke 7,57 Persen
Angka pengangguran tahun ini menurun dibandingkan tahun dua tahun berturut-turut sebelumnya, yakni 439,90 orang atau 8,50 persen pada 2021 dan 377,29 ribu orang atau 7,18 persen pada 2022.
”Meskipun terus menurun, jumlah dan tingkat pengangguran ini masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi atau Agustus 2019," ucap Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dikutip dari Kompas.id, Selasa (6/11/2023).
Selain itu, data BPS DKI Jakarta mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Ibu Kota masih lebih tinggi dari nasional, yaitu sebesar 6,53 persen. Adapun TPT nasional tercatat hanya 5,32 persen.
Berdasarkan data BPS DKI Jakarta, tingkat pengangguran DKI Jakarta sebelum pandemi memang lebih rendah, yaitu 6,24 persen pada 2018 dan 6,22 persen pada 2019. TPT mengalami kenaikan pada 2020 menjadi 10,95 persen saat memasuki masa pademi.
Meski angka pengangguran pada Agustus 2023 mengalami penurunan sebesar 6,04 persen dibandingkan tahun lalu, nyatanya masih banyak warga Jakarta mengeluh susah cari kerja.
Hal ini dirasakan oleh seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Adam. Pria yang memiliki gelar sarjana sosial itu mau tak mau harus mengadu nasib di jalanan setahun terakhir ini.
"Susah banget cari kerja di Jakarta. Gelar sarjana saja kayaknya tidak cukup untuk memuluskan jalan sebagai pekerja kantoran," ujar Adam di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2023).
Meski tak punya pekerjaan tetap,Adam mengaku saat ini bekerja paruh waktu part time sebagai barista di salah satu coffee shop di Kemang, Jakarta Selatan, untuk memenuhi kebutuhannya.
Sulitnya mencari kerja di Jakarta juga dialami oleh Nila (28). Pada November 2022 lalu, Nila bercerita bahwa ia sudah melayangkan lebih dari 600 lamaran pekerjaan.
Dalam kurun waktuitu, rasa amat kecewa sering diterima Nila. Pasalnya, dari ratusan lamaran yang disebar, ia hanya menerima 20 panggilan kerja.
"Dari 20 interview, belum ada yang lolos. Cuma dipanggil doang," ungkap Nila di bursa kerja Pemerintah Kota Jakarta Barat di Mall Season City, Kamis (3/11/2022).
Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri mengatakan, tingginya angka pengangguran berusia muda menjadi tantangan bagi pmerintah.
Baca juga: Tingkat Pengangguran Tahun 2021 Naik, Wali Kota: Karena Sekolah di Kota Tangerang Banyak