Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Masuk Data BPBD DKI, Sekretaris RT Kelurahan Gedong: Kami Bukan Banjir Kiriman

Kompas.com - 07/11/2023, 11:16 WIB
Nabilla Ramadhian,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kelurahan Gedong di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, tidak masuk dalam daftar wilayah yang terdampak banjir milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Minggu (5/11/2023).

Padahal, pada hari itu wilayah RT 006 dan RT 010 di RW 08 terendam banjir setinggi 70-80 sentimeter.

Sekretaris RT 010/RW 08 Gedong Darmansyah menjelaskan, ini karena wilayahnya kebanjiran bukan karena air kiriman.

"Ini kan bukan kiriman banjirnya, jadi enggak masuk dalam daftar pemberitahuan dari pemerintah. Kalau (kiriman) dari Bogor, (luapan Kali) Ciliwung, itu baru diinformasikan," ujar dia di Gedong, Senin (6/11/2023).

Baca juga: Tak Masuk Data BPBD DKI, Kelurahan Gedong Pasar Rebo Sempat Terendam Banjir Setinggi 80 Sentimeter

Ia melanjutkan, banjir di wilayahnya disebabkan oleh debit air hujan yang tidak bisa ditampung dengan baik.

Sebab, selokan sentral yang mengarah ke Kali Cililitan hanya memiliki lebar dua meter. Padahal, selokan menampung kiriman air dari dua RW di Kelurahan Gedong.

Jadi, banjir di RW 08 Gedong bukan karena permukiman berada dekat dengan aliran sungai.

Banjir murni karena minimnya lahan serapan air dari intensitas hujan yang tinggi dalam waktu yang lama.

"Kami bukan air kiriman, beda sama mereka-mereka (yang masuk dalam daftar banjir BPBD DKI). Kalau dapat kiriman, terpantau pemerintah. Kami tidak," jelas Darmansyah.

"Orang enggak akan percaya di sini banjir karena enggak ada kali yang melintas. Tapi, kenapa banjir? Karena saluran pembuangan. Got sentral terlalu kecil, jadi debit air banjir di lingkungan RW 08 tidak tertampung," sambung dia.

Penyebab banjir di RW 8 Gedong

Darmansyah menuturkan, ada sejumlah penyebab terjadinya banjir di wilayahnya.

Faktor utamanya adalah minimnya kebun dan tanah kosong yang dahulu membantu menyerap air hujan.

Sebab, mulai tahun 2000-an, pembangunan mulai terjadi. Semakin banyak permukiman warga, bangunan untuk berniaga, dan rumah kos bermunculan.

Baca juga: Pemprov DKI Bentuk Tim Reaksi Cepat Antisipasi Banjir, Bertugas 24 Jam

"Banjir di sini bukan karena air kiriman, (tetapi) karena debit air hujannya banyak dan hujannya lama. Akhirnya, air enggak ketampung. Lagi-lagi karena kurangnya tanah serapan," jelas Darmansyah.

Dahulu, ketinggian air banjir terparah sekitar 50 sentimeter. Kini, ketinggian air bisa mencapai 70-80 sentimeter.

Untuk mengatasi banjir, selokan air di sisi kanan dan kiri jalan permukiman warga dilebarkan. Ada selokan yang kini lebarnya 60 sentimeter, ada pula yang 80 sentimeter.

Meskipun demikian, Darmansyah menerangkan, pelebaran selokan air di RW 08 Gedong masih belum cukup. Sebab, banjir kini semakin parah.

"Got dibuat, tapi tanah serapan habis, ya sama saja. Enggak ada perubahan karena masih banyak perumahan," kata dia.

Darmansyah berujar, selokan air di RT 006 dan RT 010 bermuara ke sebuah selokan sentral. Selokan sentral itu mengarah langsung ke Kali Cililitan.

Namun, lebar selokan sentral hanya dua meter. Padahal, selokan itu juga menerima air kiriman dari banyak wilayah.

"Got penampungan itu enggak cuma (menerima air) dari RW 08 yang punya 10 RT dan RW 02 yang punya 12 RT, tapi juga limpahan air dari Jalan Tol TB Simatupang. Got juga dangkal, jadinya enggak mampu," ujar dia.

Adapun wilayah RT 006 dan RT 010 di RW 08 Kelurahan Gedong terendam banjir setinggi 70-80 sentimeter pada Minggu.

Banjir muncul sekitar pukul 15.15 WIB usai dua wilayah itu dilanda hujan deras sejak pukul 14.15 WIB.

Setelah pukul 15.15 WIB, hujan berubah menjadi gerimis sampai pukul 16.00 WIB. Namun, banjir baru mulai surut pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Jalan di Depan AEON Tanjung Barat Dilanda Banjir, Sudin SDA: Ada Penyempitan Saluran Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com