Haerul berujar, ia baru saja mengantarkan paket dari Kuningan, Jakarta Selatan, dan hendak pulang ke rumahnya.
Namun, dia harus pasrah ketika lewat Jalan TB Simatupang, akses utama menuju Cileungsi.
"Kan ini satu-satunya jalan. Bisa sih lewat Kramatjati, tapi jauh. Kalau lewat Depok juga sama saja," tutur Haerul.
Baca juga: Tiada Hari Tanpa Macet, Sudah Satu Bulan Lebih Pengendara Bersusah Payah Lewati Jalan TB Simatupang
Pengendara motor lain bernama Agus (43) juga mengalami hal serupa.
Saat membonceng anak dan istrinya, Agus tiba-tiba menepikan sepeda motornya di depan Gedung Antam. Wajahnya tampak peluh setelah Agus membuka helm.
"Mau lewat sini saja perjuangan banget. Ini motor langsung panas," keluh Agus setelah standarkan roda duanya.
Haerul juga sempat menumpahkan curahan hatinya (curhat) ketika ia mendapatkan pesanan mengantar paket ke Jakarta.
Berdasarkan pengalamannya, Haerul mengaku selalu diadang kemacetan ketika "dilempar" ke Jakarta.
"Pasti (macet kalau ke Jakarta). Kalau di Cileungsi, aman. Soalnya kan gue sudah paham wilayah, gue sudah tahu jalan-jalan tikus. Bisa potong jalan sana dan sini," tutur Haerul.
Namun, menurut Haerul, ceritanya akan berbeda ketika ia berkendara di Jakarta.
"Kalau di Jakarta kan bingung, 'Potong jalan ke mana ini?', gitu. Ke sana macet, ke situ juga macet, ngikutin map juga bapuk. Buset dah," keluh Haerul.
Ia tidak memungkiri Cileungsi yang masuk ke dalam Kabupaten Bogor juga banyak terjadi kemacetan di jalan raya.
Hanya saja, Haerul berpendapat, kemacetan tersebut sangat berbeda jauh dengan Ibu Kota.
"(Cileungsi) Ramai doang, enggak padat. Kalau ini mah, aduh, stuck ini mah," imbuh Haerul.
Baca juga: Pedagang: Macet di Jalan TB Simatupang Biasanya sampai Jam 12 Malam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.