JAKARTA, KOMPAS.com - Gudang Taman Kampung Baru, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat, diduga menjadi tempat berhubungan seks para muda-mudi yang datang kala malam hari.
Pasalnya, banyak ditemukan alat kontrasepsi di gudang taman tersebut. Alat kontrasepsi bahkan kerap ditemukan di ayunan dan jungkat-jungkit.
Syaefudin (55), salah satu warga mengaku resah lantaran Gudang Taman Kampung Baru dijadikan tempat maksiat.
"Sebenarnya kami sudah resah, dari berdirinya (taman) itu sudah tahu (gudang jadi tempat berhubungan seks). Jadi, kalau orang-orang pada kumpul, kami tegur," ungkap Syaefudin ditemui di lokasi, Rabu (8/11/2023).
Baca juga: Banyak Alat Kontrasepsi Berserakan di Taman Kampung Baru Kembangan, Warga Resah
Menurut dia, kondisi Gudang Taman Kampung Baru yang gelap sering digunakan untuk tempat berkumpul anak muda. Pagi harinya, petugas kebersihan tak jarang menemukan alat kontrasepsi berserakan.
"Sudah sering kali (ditemukan alat kontrasepsi). Bukan satu-dua kali. Karena yang kasih informasi orang kebersihan itu," terang Syaefuddin.
"Kalau orang kumpul-kumpul situ satpamnya masa bodoh. Enggak pernah (dibatasi)," imbuh dia.
Syaefuddin menyebut, gudang tersebut juga kerap dijadikan tempat mabuk-mabukan. Botol minuman, hingga sampah makanan pun berserakan ketika pagi hari.
"Kalau masuk dari pintu kecil, mau beli rokok mau beli makanan bawa lagi ke sini (gudang). Paginya, sampah berantakan," ucap dia.
Ia menyampaikan, petugas sekuriti di Taman Kampung Baru tahu saat ada orang masuk ke sana. Namun, kata Syaefuddin, petugas jarang mengontrol pada malam hari.
Padahal, di sekitar taman tersebut ada lima pintu kecil yang biasa dipakai orang untuk menyelundup masuk lalu menongkrong.
"Seharusnya dibatasi jam 23.00 WIB atau jam 01.00 WIB sudah suruh bubar, tetapi kan ini bisa lolos begini. Jadi sampai pagi-pagi pun di situ ada yang tidur," jelas Syaefuddin.
Baca juga: Gudang di Taman Kampung Baru di Jakbar Jadi Tempat Mabuk-mabukan, Dinding Dijebol untuk Akses Masuk
Sementara itu, Satpam Taman Kampung Baru bernama Sutanto mengaku sering kucing-kucingan dengan warga yang nekat masuk di luar jam kunjungan.
Sebagai informasi, batas waktu pengunjung hanya diperbolehkan hingga pukul 21.00 WIB. Namun, warga yang nakal akhirnya menjebol dinding taman untuk akses masuk.
"Di luar daripada itu (batas waktu kunjungan), kadang-kadang suka ada mengumpet masuk. Tetapi kadang kami suruh keluar, mengumpet lagi lalu masuk lagi," kata Sutanto.
"Di sini kan kami anggotanya terbatas, jadi enggak bisa mencukupi untuk memantau semuanya," tambah dia.
Sutanto menuturkan, warga menjebol dinding taman tanpa izin. Dia berkata, para warga enggan memutar jalan terlalu jauh sehingga nekat menjebol dinding taman.
"Warga kadang-kadang kalau kami kasih tahu, 'Kalau mau bikin pintu di situ bersuratlah ke kami jangan semaunya sendiri'. Dia enggak mau seperti itu, malah lebih galak dia," ujar Sutanto.
Kendati dijaga 24 jam, banyak muda-mudi yang bersikukuh masuk melalui celah dinding yang bolong tersebut.
"Kami sudah steril area pun mereka kadang masuk ngumpet-ngumpet. Nanti masuk ngumpet-ngumpet, itu kami kecolongannya," papar Sutanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.