Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Pelecehan Seksual terhadap Bocah Perempuan di Matraman

Kompas.com - 10/11/2023, 08:26 WIB
Nabilla Ramadhian,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bocah perempuan berinisial ARK (9) terpaksa mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan.

Pasalnya, ia menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang laki-laki tidak dikenal berinisial IP (51).

Pelecehan seksual terjadi di kawasan Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur, ketika korban dalam perjalanan pulang dari sekolahnya, Senin (6/11/2023) pukul 10.00 WIB.

"Pelaku langsung memegang tangan korban, kemudian merangkul dan mencium pipinya," ujar Kanit Reskrim Polsek Matraman Iptu Mochamad Zen kepada Kompas.com, Kamis (9/11/2023).

Baca juga: Anak Perempuan di Matraman Alami Pelecehan Seksual oleh ODGJ Saat Pulang Sekolah

Peristiwa bermula ketika ARK sedang berjalan kaki menuju rumahnya saat pulang sekolah.

Di tengah perjalanan pulang, korban tiba-tiba dihampiri oleh seorang laki-laki tidak ia kenal, yaitu IP. Ia bertanya kepada ARK apakah ia sedang pulang sekolah.

Namun, saat korban belum sempat menjawab, IP langsung melancarkan aksinya. Beruntung, korban berhasil melarikan diri meninggalkan pelaku sendirian.

Pelaku ODGJ

Setibanya di rumah, korban langsung mengadukan kejadian yang baru dialami kepada ibunya, SNL (40).

Lantaran merasa geram, SNL beranjak ke lokasi yang diceritakan oleh anaknya pada Selasa (7/11/2023).

Ia berniat untuk mencari pelakunya. SNL juga mengunjungi staf Kelurahan Kayu Manis dan Ketua RT setempat untuk membuat laporan.

Namun, informasi yang ia peroleh justru IP adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang memang memiliki rekam medis.

Zen mengungkapkan, status kejiwaannya diketahui melalui rekam medis dan keterangan sejumlah saksi.

"Menurut keterangan Ketua RT setempat dan ibu pelaku, TI (69), benar pelaku sudah hampir 21 tahun mengalami gangguan jiwa," tutur dia.

Baca juga: Korban Pelecehan Harap Petinggi Miss Universe Indonesia Ditetapkan sebagai Tersangka

Zen mengatakan, sang ibu telah berusaha untuk mengobati anaknya. Namun pengobatan terpaksa dihentikan karena terkendala biaya.

Akhirnya, kondisi kejiwaan IP semakin memburuk. Bahkan, dia tidak bisa merespons dengan baik ketika ditanyai sesuatu.

Meski demikian, tutur Zen, TI masih menyimpan catatan medis saat kejiwaan IP masih ditangani dokter.

"Ibu pelaku pelecehan seksual sudah tidak mampu lagi untuk biaya pengobatan di rumah sakit jiwa," kata dia.

Tidak melapor ke polisi

Zen mengungkapkan, ibunda korban tidak akan melaporkan kasus pelecehan seksual itu kepada polisi.

"Karena mendapat keterangan bahwa pelaku tersebut ODGJ, ibu korban tidak bersedia membuat laporan polisi," ujar dia.

Melalui sebuah keterangan video, SNL juga menyatakan, ia tidak akan membuat laporan karena IP adalah ODGJ.

Selain itu, TI selaku orangtua IP telah meminta maaf atas perbuatan anaknya kepada ARK dan SNL.

Meski demikian, tegas Zen, pihaknya tetap akan berkoordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait untuk menangani IP.

Sebab, berdasarkan laporan dari warganet di akun Instagram @beritamatraman, IP diketahui sudah sering melakukan tindakan itu.

Bahkan, ada beberapa orangtua yang mengatakan anak-anak mereka juga menjadi korban pelecehan seksual oleh IP.

Baca juga: Kasus Pria Mabuk Lakukan Pelecehan Seksual ke Pemilik Warung di Depok Berakhir Damai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Traumanya Pedagang Es Teh di Bogor, Takut Berjualan Usai Jadi Korban Pria Pamer Alat Kelamin

Traumanya Pedagang Es Teh di Bogor, Takut Berjualan Usai Jadi Korban Pria Pamer Alat Kelamin

Megapolitan
Untuk Kedua Kalinya, Keluarga Akseyna Terima Surat Perkembangan Hasil Penyelidikan dari Polisi

Untuk Kedua Kalinya, Keluarga Akseyna Terima Surat Perkembangan Hasil Penyelidikan dari Polisi

Megapolitan
Berawal dari Mager, Siswa SMA di Jaksel Bikin Lampu Sensor Suara untuk Pameran Karya P5

Berawal dari Mager, Siswa SMA di Jaksel Bikin Lampu Sensor Suara untuk Pameran Karya P5

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Penganiaya 4 Warga di Koja Seorang Residivis dan DPO Pembunuhan | Mobil Terguling hingga Ringsek di Jalan Pangeran Antasari

[POPULER JABODETABEK] Penganiaya 4 Warga di Koja Seorang Residivis dan DPO Pembunuhan | Mobil Terguling hingga Ringsek di Jalan Pangeran Antasari

Megapolitan
Perkara Ponsel Hilang, Pemuda Ini Sekap dan Aniaya Kekasih hingga Babak Belur

Perkara Ponsel Hilang, Pemuda Ini Sekap dan Aniaya Kekasih hingga Babak Belur

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 15 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 15 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Daur Ulang Barang Bekas, Siswa SMA di Jaksel Buat Tempat Sampah Elektrik dan Lampu Sensor Suara

Daur Ulang Barang Bekas, Siswa SMA di Jaksel Buat Tempat Sampah Elektrik dan Lampu Sensor Suara

Megapolitan
'Ngeles' Saat Ditanya Ketertarikan Ikut Pilkada Jakarta, Heru Budi: Saya Tertarik Ngambil Telur Bagus

"Ngeles" Saat Ditanya Ketertarikan Ikut Pilkada Jakarta, Heru Budi: Saya Tertarik Ngambil Telur Bagus

Megapolitan
Ulah Meresahkan Wanita di Depok, Mengaku Malaikat lalu Paksa Warga Beri Uang Sambil Marah-marah

Ulah Meresahkan Wanita di Depok, Mengaku Malaikat lalu Paksa Warga Beri Uang Sambil Marah-marah

Megapolitan
Anies Baswedan Siap Ikut Pilkada Jakarta 2024, PKS Tunggu Keputusan DPP

Anies Baswedan Siap Ikut Pilkada Jakarta 2024, PKS Tunggu Keputusan DPP

Megapolitan
Polisi Akan Periksa Karyawan Toko Terkait Perampokan 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2

Polisi Akan Periksa Karyawan Toko Terkait Perampokan 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2

Megapolitan
Formula E Jakarta Ditunda Tahun Depan, Heru Budi: Nanti Tanya Gubernur yang Baru

Formula E Jakarta Ditunda Tahun Depan, Heru Budi: Nanti Tanya Gubernur yang Baru

Megapolitan
'Malaikat' Mampir 7 Kali ke Rumahnya, Warga: Dikasih Rp 50.000 Minta Rp 200.000, Enggak Puas

"Malaikat" Mampir 7 Kali ke Rumahnya, Warga: Dikasih Rp 50.000 Minta Rp 200.000, Enggak Puas

Megapolitan
Tiket Ancol Gratis Spesial HUT DKI Setelah Pukul 17.00 WIB, Ini Syarat dan Ketentuannya

Tiket Ancol Gratis Spesial HUT DKI Setelah Pukul 17.00 WIB, Ini Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Dudung Abdurachman Tegaskan Tak Maju Pilkada Jakarta 2024

Dudung Abdurachman Tegaskan Tak Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com