Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Siswa SMP di Bekasi Meninggal Usai Main "Kuda Tomprok": Korban Sedang Kurang Sehat dan Jatuh Tengkurap

Kompas.com - 20/11/2023, 18:55 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang siswa SMP Negeri 7 Kota Bekasi berinisial MA (13) meninggal dunia usai bermain "kuda tomprok" di sekolahnya, pada Jumat (17/11/2023).

Kepala SMP Negeri 7 Kota Bekasi Sukamto mengatakan, MA bermain kuda tomprok bersama 11 temannya yang lain saat jam istirahat menuju salat Jumat.

"Saat itu anak-anak diajak untuk melaksanakan shalat Jumat oleh para guru. Pada waktu jeda istirahat itulah, mereka bermain kuda tomprok," kata Sukamto saat ditemui di Gedung SMPN 7 Kota Bekasi, Senin (20/11/2023).

Kronologi

Baca juga: Kronologi Siswa SMP di Bekasi Meninggal Dunia Saat Main Kuda Tomprok

Sukamto menuturkan, korban tengah mendapat giliran sebagai "kuda" saat permainan kuda tomprok berlangsung,

Namun, korban tiba-tiba terjatuh di tengah-tengah permainan. Teman-teman korban lantas membantu MA.

"Ketika sudah main, anak ini jatuh, kemudian dilakukan penanganan oleh teman-temannya. Kemudian, (korban) dibawa langsung ke rumah sakit," tutur dia.

Sayangnya, korban dinyatakan telah meninggal dunia saat sampai di RS Primaya Bekasi Selatan.

"Sampai di sana (RS), dilakukan pemeriksaan dokter, dinyatakan (telah) meninggal dunia," ucap Sukamto.

Kondisinya kurang sehat

Baca juga: Siswa SMP di Bekasi yang Tewas Kondisinya Kurang Sehat Sebelum Main Kuda Tomprok

Sukamto mengungkapkan, korban sedang dalam kondisi kurang sehat saat memainkan permainan kuda tomprok.

Bahkan, korban tadinya sempat tidak ingin masuk sekolah pada hari ia meninggal dunia.

"Badannya kecil, menurut informasi, anak tersebut pada hari itu sebenarnya tidak mau sekolah karena badannya tidak begitu fit," ungkap Sukamto.

Namun, ibunda MA, lanjut Sukamto, tetap mengajak anaknya untuk masuk sekolah meski sedang kurang sehat.

"Tetapi ibunya tetap mengajak supaya anak ini tetap berangkat ke sekolah. Jadi keadaaan korban memang sedang tidak fit begitu," imbuhnya.

Jatuh dalam kondisi tengkurap

Baca juga: Siswa SMP di Bekasi yang Meninggal Dunia Saat Main Kuda Tomprok Jatuh dalam Kondisi Tengkurap

Sukamto berujar, MA terjatuh dalam kondisi tengkurap saat bermain kuda tomprok.

"Ketika jatuh itu kan kondisinya memang sudah lemas. Setahu saya (posisi) jatuh tengkurap," ujar Sukamto.

Meski begitu, tidak ada darah yang keluar dari mulut maupun hidung korban usai ia terjatuh.

"Tidak ada (darah), tidak tertindih (teman), hanya tiba-tiba terjatuh," ujarnya.

Kasus diselesaikan secara kekeluargaan

Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Jupriono mengungkapkan, pihak keluarga mengikhlaskan kematian MA dan kasus telah diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca juga: Kasus Siswa SMP yang Meninggal Usai Main Kuda Tomprok Selesai Secara Kekeluargaan

"Kami temui keluarganya, kami berikan penjelasan kalau ingin proses hukumnya berjalan, korban harus diotopsi, keluarga sepakat untuk tidak diotopsi. Kami kumpulkan pihak sekolah juga, mereka sepakat tidak diproses hukum," ucap Jupriono, Minggu (19/11/2023).

Langkah itu juga diambil setelah pihak kepolisian memeriksa saksi-saksi yang ikut main dalam permainan kuda tomprok tersebut.

Dari pemeriksaan belasan saksi itu, polisi juga tidak menemukan adanya unsur kesengajaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

"Sementara hasil penyelidikan, kami belum temukan unsur sengaja atau lalai dari beberapa anak sekolah yang sama-sama main," jelas Jupriono.

"Memang kalau unsur sengajanya sulit untuk kami dapatkan, karena saat kejadian, memang sedang bermain mereka, bukan sengaja ada yang dorong dan sebagainya," tuturnya.

MA sendiri sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Padurenan, Kota Bekasi, Sabtu (18/11/2023) lalu.

Adapun kuda tomprok merupakan permainan kelompok yang kerap dimainkan oleh pelajar di sekolah. Pemainnya dibagi menjadi dua kelompok.

Baca juga: Hilangnya Nyawa Bocah SMP di Bekasi Usai Bermain Kuda Tomprok di Sekolah...

Ada yang berperan menjadi kuda dan ada yang menjadi penunggang. Mereka yang menjadi kuda posisinya menungging dengan posisi seperti "L" terbalik dan kaki terbuka.

Kepala hingga batas leher mereka dimasukkan ke selangkangan rekan di depannya yang posisinya menungging. Satu orang berdiri di depan untuk menyangga orang yang menjadi kuda di barisan pertama.

Sementara mereka yang menjadi penunggang akan melompat dan menduduki punggung orang-orang yang berperan sebagai kuda.

(Tim Redaksi: Firda Janati, Joy Andre, Nursita Sari, Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com