Uang itu diperuntukkan bagi Adetia, guru wali kelas, dan guru bahasa Inggris.
Proporsi gaji Adetia diketahui tetap Rp 300.000 per bulan, sedangkan dua guru lainnya sekitar Rp 2 juta per bulan.
Awalnya, Adetia bingung. Mengapa ia ditransfer sebesar Rp 9 juta, tetapi hanya menerima Rp 300.000.
"Bendahara numpang transfer melalui saya. Tapi enggak ada pembagian. Makanya, saya mempertanyakan, ini dana Rp 9 juta ke mana saja alokasinya? Ini sih yang jadi permasalahan," ujar Adetia.
Lebih lanjut Adetia mengatakan bahwa per September sampai Desember tahun ini, honornya naik menjadi Rp 500.000 per bulan.
Belakangan, ia juga mendengar kabar honornya pada tahun depan akan dipukul rata seperti dua guru honorer lainnya.
"Tahun depan tapi akan dipukul rata. Kami semua (tiga guru honorer) semuanya akan sama," ujar Adetia.
Baca juga: 3 Guru Honorer SDN Malaka Jaya 10 Jaktim Digaji Pakai Dana BOS, Ada yang Dapat Cuma Rp 500.000
Kepala Suku Dinas Pendidikan (Disdik) I Jakarta Timur Mohamad Fahmi mengatakan, honor yang diberikan kepada tiga guru honorer di SDN Malaka Jaya 10 dihitung berdasarkan bobot pekerjaan dan jumlah murid yang diajar.
"Pertimbangannya adalah jam pelajaran," kata Fahmi ketika dihubungi, Rabu.
Fahmi menjelaskan, guru honorer yang bertugas sebagai wali kelas mengajar 32 siswa dalam satu kelas.
Wali kelas itu mengajar semua mata pelajaran, kecuali Bahasa Inggris, agama, dan olahraga.
Kemudian, guru honorer Bahasa Inggris mengajar di 15 kelas. Jumlah murid di setiap kelas sebanyak 32 orang.
Kedua guru honorer itu mendapatkan gaji masing-masing Rp 2 juta.
Baca juga: Guru SDN Malaka Jaya 10 Digaji Rp 300.000, Walkot Jaktim: Nanti Saya yang Ngomong Salah...
Sementara itu, Adetia hanya menerima honor Rp 500.000 karena jam mengajar lebih sedikit, begitu pun jumlah muridnya.
Menurut Fahmi, pembagian honor itu telah disepakati oleh tiga guru honorer tersebut.