Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direlokasi ke Rusunawa Nagrak, Kini Eks Warga Rusun Marunda Keluhkan Kenaikan Tarif Sewa

Kompas.com - 08/12/2023, 15:06 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rusun Marunda yang direlokasi ke Rusunawa Nagrak mengeluhkan kenaikan tarif sewa hunian per bulan.

Mereka yang mulanya membayar Rp 505.000 per bulan untuk tipe hunian 36, akan menjadi Rp 765.000.

“Kami sesuai perjanjian, itu Rp 505.000. Jadi, kami masih menjadi warga terprogram, yang di mana kami tetap akan membayar Rp 505.000,” kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (8/12/2023).

Baca juga: 1 Bulan Tinggal di Rusunawa Nagrak, Eks Warga Kampung Bayam: Kami Berproses untuk Kehidupan di KSB

Selama tiga bulan terakhir bertempat tinggal di Rusunawa Nagrak, dia mengakui bahwa perekonomian eks warga Marunda yang direlokasi belum stabil.

“Kami pernah dijanjikan sama pemerintah, warga Rusunawa Marunda yang pindah (relokasi) ke Nagrak akan diberikan kios-kios atau tenda-tenda (outlet) untuk berdagang,” kata dia.

Namun, nyatanya sampai sekarang warga relokasi belum mendapatkan apa yang dijanjikan tersebut sehingga belum dapat menyetabilkan kondisi perekonomian mereka.

Baca juga: Akui Jumlah Fasilitas Kesehatan di Rusunawa Nagrak Kurang, Heru Budi Akan Tambah Puskesmas

“Bagaimana perekonomian kami mau stabil, kami jalankan usaha pun belum berjualan. Itu yang jadi keberatan buat kami,” ujarnya.

Salah satu warga Rusunawa Marunda yang direlokasi ke Rusunawa Nagrak bernama Hendra (40) juga merasa keberatan dengan kenaikan tarif biaya sewa.

Kenaikan tarif biaya sewa itu dia ketahui setelah Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) III Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta menyosialisasikan kepada warga pada 1 Desember 2023.

Baca juga: Soal Relokasi Eks Warga Kampung Bayam ke KSB, Heru Budi: Katanya Betah di Rusun Nagrak

“Jadi, kemarin itu kami mendapatkan sosialisasi, diinfokan bahwa akan ada kenaikan. Warga keberatan, karena kami terprogram dari Rusunawa Marunda. Kami direlokasi karena Blok kami yang di Rusunawa Marunda akan direnovasi,” ujar Hendra dalam kesempatan berbeda.

Hendra juga mengatakan bahwa perekonomiannya sampai saat ini belum juga stabil.

“Karena perekonomian warga ini belum stabil. Dijanjikan warga Marunda itu disediakan tempat usaha. Tapi, sampai sekarang tempat usahanya belum terealisasi. Jadi, yang keberatan warga seperti itu,” tutur Hendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com