JAKARTA, KOMPAS.com - Panca Darmansyah (41) sempat merekam pembunuhan terhadap empat anak kandungnya dalam rumah kontrakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Hal itu diketahui usai polisi menemukan barang bukti handphone dan laptop yang digunakan Panca untuk merekam sebelum dan saat kejadian pembunuhan.
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, menilai pelaku sengaja merekam kejahatannya sebagai bentuk komunikasi amarahnya kepada istrinya.
Baca juga: Pesan Berdarah dalam Pembunuhan 4 Bocah oleh di Jagakarsa Dinilai Menyiratkan Amarah Hebat Sang Ayah
"Dokumentasi (sebagai bentuk) atas aksi revenge (balas dendam) dan displacement. Nanti disaksikan atau diperlihatkan ke istri," ucap Reza kepada Kompas.com, Selasa.(12/11/2023).
Menurut Reza, video itu indikasi adanya perhitungan tentang sumber daya atau instrumen yang digunakan untuk tindak pidananya.
Sumber daya, bersama target, insentif, dan risiko, ungkap Reza, merupakan empat hal yang harus tersedia di otak pelaku guna memastikan sesuai rencana.
Sebuah pesan yang ditulis dengan darah juga ditemukan di lokasi pembunuhan empat anak kandung oleh ayahnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Tulisan “Puas Bunda Tx For ALL” itu diduga kuat ditulis langsung oleh pelaku pembunuhan, yaitu Panca, di ubin rumah kontrakan.
Baca juga: Masih Dirawat di RS Polri, Ayah Pembunuh 4 Anak Kandungnya di Jagakarsa Belum Ditahan
Reza menilai, pesan tersebut sebetulnya bernada sarkastis. Menurut dia, pesan berdarah itu menyiratkan amarah yang hebat.
"Di baliknya ada kesedihan berat. Apa gerangan kesedihan yang membuat orang sampai gelap mata menghabisi darah daging sendiri?" ucap Reza.
Dalam tragedi ini, anak-anak harus menjadi korban amarah sang ayah. Menurut Reza, ada motif dendam dalam pesan tersebut.
"Korban revenge, yaitu karena aku kehilangan, maka giliran istri juga merasa kehilangan," ucap Reza.
Di sisi lain, kata Reza, ada pemindahan target korban dari pelaku (displacement) dari istri ke anak. Seperti diketahui, sang istri berinisial D sempat mendapat kekerasan dari pelaku.
Hal itu diketahui saat sang adik berencana menjemput korban untuk pergi bekerja. Nahas, saat itu adik korban mendapati kakaknya dipukuli. D sampai harus dirawat di rumah sakit.
"Korban displacement, yaitu karena menyalurkan amarah ke istri tak memungkinkan, maka anak menjadi sasaran pengganti," ucap Reza.